Pasuruan, reportasenews.com – Ribuan santri dan mahasiswa Universitas Yudharta, di kompleks Pondok Pesantren (PP) Ngalah, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diajak untuk memekikkan semangat nasionalisme. Ajakan itu digaungkan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko, saat silaturahmi ke PP tersebut, Senin (2/10) siang.
Tentu ajakan itu spontan disambut antusias oleh para santri maupun mahasiswa yang memadati tempat acara di Aula, Kompleks Pancasila. Moeldoko yang memberikan semangat ini berpesan agar santri dan mahasiswa tetap menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan dalam kebhinekaan. “Siapa kita? teriak Moeldoko dalam kuliah tamu yang disaksikan para tamu yang hadir.
Tak mau kalah dengan teriak rasa kebangsaan yang kemudian dengan spontan dijawab “Indonesia!” pekik seribuan santri dan mahasiswa dengan kompak dan bersemangat. Sebelum kuliah tamu dimulai, para santri dari PP modern ini yang menyuarakan dan mengkampanyekan multikulturalisme ini menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan khidmat.
Tak hanya itu, toleransi sangat kental dengan nuansa kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Pasuruan saat kuliah tamu ini juga dihadiri oleh pemuka agama lain, yakni dari Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. “Kumpulnya berbagai keyakinan di sini bukan ingin menyamankan agama, tapi membangun human relation, membangun kemanusiaan, ”papar Moeldoko yang disambut tepuk tangan.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga menyampaikan alasannya ingin bersilaturahmi ke PP Ngalah, pimpinan KH Sholeh Bahruddin. Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indoensia (HKTI) ini, mengaku ingin bersilaturahmi sekaligus menggali nilai-nilai kebhinekaan dari PP Ngalah ini, yang sudah terbangun sudah lama dan lestari untuk selalu menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.
“Ternyata nama pun (Ngalah) juga rupanya menjadi background yang sangat kuat. Di tengah-tengah lingkungan politik yang seakan tidak berhenti untuk berkompetisi, sepertinya tidak ada orang yang mau ngalah. Semua merasa benar dan mengklaim seolah kebenaran hanyalah miliknya. Mereka yang selalu merasa benar perlu belajar di PP Ngalah ini, “beber dia.
Namun lanjut Moeldoko yang mengingatkan agar semua yang hadir agar tak lupa jati diri sebagai bangsa Indonesia yang selalu mengedepankan toleransi. Sehingga dengan demikian akan terjadinya saling menghargai dan hidup rukun antar sesama dan tak melihat latar belakangnya. “Tetapi inget, ngalah bukan berarti kalah, ”ungkap Moeldoko, disambut tempuk tangan.
Sementara itu, KH Sholeh Bahruddin mengatakan, pihaknya mengundang Moeldoko untuk membagikan ilmu pengetahuan kepada para santri dan mahasiswanya. “Bapak Jenderal Moeldoko tidak ada maksud lain. Biar ilmu pengetahuan beliau nanti bisa ditanamkan pada santri dan mahasiswa. Biar menciptakan dan bisa mewujudkan, seperti beliau, Rahmatan Lil Alamin, “tutup KH Sholeh. (abd)