Banyuwangi, reportasenews.com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi mengeluhkan menjamurnya homestay di Banyuwangi. Maraknya home stay berdampak pada menurunya jumlah tamu hotel yang ada di Banyuwangi.
Ketua PHRI Banyuwangi Zaenal Muttaqin mengatakan, mengakui akibat banyaknya homestay di Banyuwangi, menyebabkan penurunan jumlah tamu hingga 30 persen. Harga yang murah dan pelayanan yang hampir sama menyebabkan pengusaha hotel harus kehilangan pasarnya.
Menjamurnya homestay dengan beragam fasilitas yang nyaris sama dengan layanan hotel di Banyuwangi menjadi pilihan menarik wisatawan. Bahkan ada homestay yang menjual dengan harga Rp 1,5 juta dalam sebulan. Kondisi ini membuat PHRI Banyuwangi mengeluh lantaran pemilik homestay tidak dibebani dengan pajak untuk daerah.
“Untuk mendirikan hotel pengusaha harus mengantongi berbagai ijin yang harus dipenuhi. Belum lagi kontribusi pajak yang harus disetorkan untuk pendapatan asli daerah (PAD). Kondisi ini tentu tidak baik bagi pengusaha dan jangan ada diskriminasi,” ungkap ketua PHRI Banyuwangi Zaenal.
Dengan jumlah Rp. 5 miliar sumbangan PAD ke Pemkab Banyuwangi PHRI meminta homestay segera dilakukan penertiban. “ Keberandaan homestay juga mengundang kerawanan sebab bisa dimanfaatkan oleh tamu yang tidak jelas,” tandas zaenal.(ric)