Perancis, reportasenews.com – Kandidat presiden Prancis ultra kiri, Marine Le Pen pada hari Senin menggunakan demonstrasi kampanye May Day untuk menyerang saingan capres Emmanuel Macron sebagai tiruan dari Presiden François Hollande yang sangat tidak populer dan boneka dunia keuangan.
“Anda pikir Hollande pergi melalui pintu depan?,” katanya, namun Catron mengatakan bahwa sebenarnya Hollande “akan kembali melalui jendela utama”.
Seruan “Marine Presiden!” dan nyanyian anti-imigran meningkat dikerumunan ribuan pendukungnya saat Le Pen berbicara kepada para pemilihnya selama pidato panjang satu jam yang berlangsung di pinggiran utara Villepinte, Paris utara.
Le Pen, yang menuduh Macron menjadi boneka dunia keuangan, tidak melewatkan kesempatan untuk menjatuhkan mantan menteri ekonomi pemerintah Sosialis tersebut, dengan mengatakan bahwa dia lebih memikirkan peran wanita daripada rencananya untuk memerangi terorisme Islam.
“Pada tanggal 7 Mei, saya meminta kalian semua berdiri tegak melawan istitusi keuangan, arogansi dan hujan uang,” katanya.
"You thought Hollande was leaving thru the door," Le Pen says. Macron is Hollande "coming back through the window." pic.twitter.com/l3xmrJMDX1
— Tracy McNicoll (@tracymcnicoll) May 1, 2017
Kurang satu minggu sebelum pemilihan putaran kedua (final) dari pemilihan presiden 2017, perlombaan ke istana Elysée telah mempolarisasi masyarakat Prancis, memperlihatkan beberapa rasa amarah yang sama dengan globalisasi dan elit politik yang membawa Donald Trump kekekuasaan kepresidenan di Amerika Serikat. Karena Amerika, menyebabkan warga Inggris memilih untuk bercerai dari UE.
Meskipun Le Pen telah bekerja keras untuk membersihkan partai Front Nasional dikaitkan dengan isu xenophobia dan anti-semitinya agar lebih menarik bagi pemilih yang lebih luas, dia bulan lalu dikritik karena mengatakan Prancis hari ini tidak bertanggung jawab atas pembebasan 1964 dan deportasi lebih dari 13.000 orang Yahudi dalam apa yang dikenal sebagai “Vél d’Hiv round up”, setelah mereka diasingkan di jalur balap sepeda Vélodrome d’Hiver di Paris.
Tapi isu anti EU dan anti-imigrannya tampaknya menarik pemilih di Perancis.
Pemungutan suara besok pada 7 Mei dinegara yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia, akan menjadi yang pertama di mana kandidat yang menang tidak akan mewakili kelompok politik utama Perancis. Kandidat Partai Sosialis yang memerintah dan anggota Les Républicains yang konservatif tersingkir di babak pertama pada 23 April. (Hsg)