SURABAYA, REPORTASE– Sesuai dengan karakter tugas dan fungsinya, Korps Marinir memang unik. Korps baret ungu ini diharuskan mampu bertempur dua alam, yaitu perairan dan daratan. Oleh sebab itu, Marinir juga membutuhkan berbagai peralatan tempur yang unik sesuai fungsinya tersebut. Sebut saja Tank dan Panser Amfibi. Untuk kedua jenis kendaraan tempur ini, sudah banyak pilihannya. Tapi tidak dengan kendaraan angkut seperti jip atau truk. Seusai perang dunia kedua, sangat jarang produsen otomotif yang memproduksi jip atau truk berkemampuan amfibi.
Disinilah kreatifitas korps Marinir TNI-AL bermain. Pada kamis (27/10) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal) akhirnya berhasil menguji coba kendaraan amfibi di kolam rampa Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya. Kegiatan yang disaksikan langsung Sekdislitbangal Kolonel Laut (T) Aris Krisnadjaja tersebut untuk mengetahui kelaikan kendaraan amfibi dalam bermanuver di darat maupun di air. Kendaraan amfibi tersebut merupakan proyek Dislitbangal yang dikerjakan oleh Letkol Mar Citro Subono bekerja sama dengan PT. Fiberboat.
Letkol Mar Citro Subono selaku peneliti Litbangal kendaraan amfibi mengatakan, kendaraan amfibi yang dibuat dengan spesifikasi menggunakan mesin darat Isuzu NKR 71, 5100 CC, 125 PS, 4×4, selain itu menggunakan dua buah mesin cummins mercruiser 220 HP, jenis diesel commonrail, stem drive propeller. Keistimewaannya roda darat bisa dilipat keatas seperti pesawat saat di air, sehingga kecepatannya bisa mencapai 12 knot. Sedangkan di darat mampu melaju dengan kecepatan 80 km per jam.
Kendaraan amfibi ini memiliki dimensinya panjang 10 meter, lebar 2,5 meter, tinggi 3,1 meter dan mempunyai bobot 6,7 ton. Daya muat 3 kru, 16 penumpang dan 500 kg barang. Secara taktis, kegunaan kendaraan amfibi yaitu serangan amfibi cepat dengan sasaran yang jauh di darat, mengangkut bekal untuk re supply pasukan depan, ambulance amfibi, mobil komunikasi amfibi dan mobil komando.
Letkol Mar Citro Subono sendiri bukan orang baru dalam dunia rancang bangun kendaraan amfibi. Sebelumnya saat berpangkat Kapten, ia membuat kendaraan amfibi yang dinamakan JASGU alias Jip Amfibi Serba guna. Citro bahkan berhasil menjurai Lomba Karya Cipta Teknologi dalam rangka HUT TNI tahun 2003. Bahkan ia juga berhasil menelurkan tiga jenis prototipe JASGU. JASGU versi pertama dengan bobot mini, yakni 250 kg dipersiapkan untuk misi intai serbu. Demikian juga dengan JASGU versi kedua, hanya dimensi dan bobot lebih besar.
Setelah JASGU 2 malang melintang, dibuatlah JASGU 3, dengan ukuran lebih besar. Dikerjakan enam orang sipil dan dua Marinir anak buah Citro, dalam tiga bulan JASGU 3 pun kelar. Rantis ini jauh lebih andal dan kokoh. Dengan mesin diesel Mitsubishi PC Canter 4.300 cc, JASGU 3 sanggup berlari 105 kilometer per jam. Di air, JASGU 3 bisa melaju 25 kilometer per jam atau setara 15 knot.
Secara Non taktis, kendaraan amfibi bisa digunakan untuk SAR banjir, kendaraan organik KRI stand by di KRI dan untuk kendaraan pangkalan membantu fungsi pangkalan yang banyak menghadapi dua alam. (Dispen Marinir/RN)