Menu

Mode Gelap

Feature · 19 Okt 2017 12:17 WIB ·

Markas VOC Bertetangga Rumah Bordil dan Pecandu Ganja di Amsterdam


					Kantor VOC, terletak bukan di jalan utama tapi menyempil dijalanan sempit yang hanya cukup dilalui sebuah angkot di Oude Hoogstraat. Lalu lalang wisatawan jarang sekali yang melihat bangunan ini. (foto: Hendrata Yudha) Perbesar

Kantor VOC, terletak bukan di jalan utama tapi menyempil dijalanan sempit yang hanya cukup dilalui sebuah angkot di Oude Hoogstraat. Lalu lalang wisatawan jarang sekali yang melihat bangunan ini. (foto: Hendrata Yudha)

Amsterdam, reportasenews.com-Setengah rasa penasaran dan ingin tahu, membawa niat saya mencari kantor VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) ketika mendapat kesempatan bertandang ke Amsterdam, ibukota Belanda. Minat sejarah ini lah yang menjadikan pencarian tapak sejarah VOC, pengeksplorasi kekayaan alam Nusantara, menjadi daftar proritas.

Pemberhentian pertama dimulai dari Stasiun Centraal, pusat transportasi KRL utama di Belanda. Kami menyusuri Jalan Prins Hendrik Centrum, sebuah kawasan perumahan eks para pedagang dan orang kaya Belanda zaman baheula yang berada jalanan kecil dan kanal-kanal.

Kanal yang masih terawat dan berfungsi dengan baik itu, sekarang menjadi jalur wisata air terkenal.

Rumah-rumah indah milik pedagang zaman VOC yang masih berdiri tegak, menampilkan wajah keindahan abad pertengahan dengan kanal yang masih berfungsi di Amsterdam, Belanda. (foto: Hendrata Yudha)

Rumah-rumah indah milik pedagang zaman VOC yang masih berdiri tegak, menampilkan wajah keindahan abad pertengahan dengan kanal yang masih berfungsi di Amsterdam, Belanda. (foto: Hendrata Yudha)

Tari Telanjang

Lokasi bekas kantor pusat VOC itu, berada di kawasan Red Distric Amsterdam. Kawasan rumah-rumah tua yang dibangun pada abad pertengahan dan sekarang dikenal sebagai daerah wisata dewasa, lokasi rumah bordil, pertunjukan seks, penjualan asesoris seks dan coffee shop yang menjual ganja secara legal.

Wanita setengah telanjang tak segan-segan menjajakan diri di depan kaca bening, menampilkan wajah menggoda syahwat lelaki. Ini adalah produk  rumah prostitusi resmi, bagian dari sejarah panjang kanal-kanal Amsterdam tempat para pelaut mencari kehangatan ragawi sebelum menyerahkan jiwanya pada VOC melayari lautan tak dikenal mencari rempah-rempah di ujung bumi.

Kanal sebagai jalur angkutan air masih dipertahankan dan dirawat dan dijadikan tujuan wisata terkenal di Amsterdam, Belanda. Semua orang bisa menikmati suasana khas abad pertengahan dengan deretan rumah-rumah tua yang memanjakan mata. (foto: Hendrata Yudha)

Kanal sebagai jalur angkutan air masih dipertahankan dan dirawat dan dijadikan tujuan wisata terkenal di Amsterdam, Belanda. Semua orang bisa menikmati suasana khas abad pertengahan dengan deretan rumah-rumah tua yang memanjakan mata. (foto: Hendrata Yudha)

Mantan jurnalis Radio Hilversum Agrar Sudrajat yang memandu pencarian Kantor VOC itu sudah mengingatkan, agar tidak sembarangan mengeluarkan kamera di sepanjang jalan kawasan kota tua itu.

“Banyak jegernya (preman) yang melihat kita, kalau ketahuan foto-foto di depan rumah bordil di kawasan “lampu merah” kamera bisa dirampas. Juga ini kawasan wisatawan yang ramai, banyak copet bergentayangan,” kata Agrar, urang Bandung yang telah menetap lebih dari 40 tahun di Amsterdam.

Gang Sempit

Kantor VOC, terletak bukan di jalan utama tapi menyempil dijalanan sempit yang hanya cukup dilalui sebuah angkot di Oude Hoogstraat. Lalu lalang wisatawan jarang sekali yang melihat bangunan ini, mereka tidak tahu bahwa di bangunan bergaya abad pertengahan ini adalah pusat operasi perusahaan multinasional pertama di dunia yang memiliki hak oktroi, hak monopoli, berperang dan memiliki angkatan bersenjata swasta untuk merebut semua daerah jajahan bagi kemakmuran Belanda.

Markas VOC Gedung ini adalah bangunan pertama yang dibangun khusus untuk VOC. Selain pertemuan, awak kapal juga diselamatkan dan arsip dan peta VOC disimpan. (foto: Hendrata Yudha)

Markas VOC Gedung ini adalah bangunan pertama yang dibangun khusus untuk VOC. Selain pertemuan, awak kapal juga diselamatkan dan arsip dan peta VOC disimpan. (foto: Hendrata Yudha)

Bangunan ini dulu berfungsi sebagai kantor administratif VOC Amsterdam, juga lokasi pertemuan para Tuan-Tuan Terhormat 17 atau heeren zeventien  anggota manajemen pusat VOC.

Gedung ini adalah bangunan pertama yang dibangun khusus untuk VOC. Selain pertemuan, awak kapal juga diselamatkan dan arsip dan peta VOC disimpan.

Sebuah gerbang dengan setengah kolom bergaya Tuscan di Oude Hoogstraat mengarah melalui terowongan ke halaman dengan hiasan fasad. Fasad di halaman berada dalam gaya Renaisans Amsterdam, khas arsitek kota Hendrick de Keyser, yang merancang bangunan itu.

Kantor cabang VOC Amsterdam mengambil bagian dari Gedung Bush di Kloveniersburgwal pada tahun 1603 sebagai sebuah gudang, dan dua tahun kemudian, VOC memiliki seluruh bangunan yang tersedia. Namun, hampir tidak ada ruang pertemuan dan ruang kantor yang tersedia. Oleh karena itu, diputuskan untuk mendirikan sebuah gedung baru di sebelah Gedung Bush, yang siap pada tahun 1606. Bangunan itu terletak di tempat kebun tua bekas Sungai Santo Paulus dulu.

Pada 1633-1634 sayap barat diperpanjang dan sayap utara dibangun, meninggalkan bangunan yang juga bersebelahan dengan Oude Hoogstraat. Pembesaran terakhir terjadi antara tahun 1658 dan 1661. Setelah pencabutan VOC pada tahun 1798, bangunan tersebut berfungsi sampai tahun 1808 sebagai tempat kekuasaan kolonial Republik Batavian. Pada tahun 1891 rumah itu dibongkar dan façade timur yang baru, dibangun oleh Cornelis Peters.

Pada tahun 1976, bangunan itu dipulihkan, merekonstruksi ruang pertemuan besar.

Dari kacamata sekarang, markas VOC ini bangunan yang sangat indah. Keagungan sekaligus  kesombongan sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia ini sangat terasa. Warna-warni bangunan di sore ini, menampilkan suasana khas abad pertengahan. Namun tidak banyak yang peduli dengan bangunan ini, tidak ada penanda khusus di bagian luar bangunan bahwa ini tapak sejarah yang penting dalam pembangunan kemakmuran Belanda.

Logo VOC masih terlihat di atas pintu masuk utama, kecil dan terpencil,  tidak lagi menampilkan wajah garang para penjajah dan penindas rakyat pribumi kerajaan-kerajaan merdeka di Nusantara beberapa abad lalu.

Logo VOC masih terlihat di atas pintu masuk utama, kecil dan terpencil, tidak lagi menampilkan wajah garang para penjajah dan penindas rakyat pribumi kerajaan-kerajaan merdeka di Nusantara beberapa abad lalu.

Logo VOC masih terlihat di atas pintu masuk utama, kecil dan terpencil,  tidak lagi menampilkan wajah garang para penjajah dan penindas rakyat pribumi kerajaan-kerajaan merdeka di Nusantara beberapa abad lalu.

Saat ini, bangunan tersebut merupakan bagian dari Universitas Amsterdam. (Hendrata Yudha)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polda Jambi Tetapkan Pendi Cs Jadi Tersangka

16 Mei 2025 - 09:45 WIB

Antisipasi Ancaman Siber yang Kian Komplek Moratelindo dan TKMT Dorong Keamanan Jaringan Bisnis

9 Mei 2025 - 19:37 WIB

Dalam Penetapan Hutang, Hakim MK Minta PUPN Tunjukan Dasar Dokumen Rekening Koran

8 Mei 2025 - 10:53 WIB

Rumah Tajwid, Menyatukan Ilmu dan Amal di Tanah Eropa

6 Mei 2025 - 18:33 WIB

Dirjen Kekayaan Negara  Rionald Silaban Dimintai Keterangan Pengadilan MK Terkait Permohonan Uji Materi Andri Tedjadharma

2 Mei 2025 - 00:31 WIB

Kisah Inspiratif Quientha Ayu, Sosok Kartini Garda Terdepan Kelistrikan Indonesia

29 April 2025 - 19:11 WIB

Trending di Feature