Gresik, reportasenews.com – Sedekah Bumi di kota santri, khususnya di Desa Kedanyang Kebomas Gresik benar-benar unik dan memiliki daya pikat tersendiri. Betapa tidak, puluhan ribu warga yang memiliki kesibukannya masing-masing, ternyata bisa tumplek blek melebur jadi satu dalam gelaran Akbar Sedekah Bumi yang digelar setahun sekali itu.
Tak hanya warga, Bupati Gresik Sambari dan Wabup H Moh Qosim bersama Kades dan jajaran Muspika juga lebur berbaur bersama warga. Bahkan, kedua Petinggi di kota santri Gresik ini juga ikut memikul tumpeng raksasa pada acara Sedekah Bumi Desa Kedanyang Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (04/08/2018).
“Saya sangat hormat kepada semua masyarakat Kedanyang yang sampai saat ini masih tetap melestarikan nilai-nilai luhur masa lalu, yaitu sedekah bumi. Untuk itu di tengah kesibukan saya bersama Pak Qosim, kami berdua masih berusaha untuk menyempatkan diri hadir pada acara ini” kata Sambari yang didampingi oleh Wakil Bupati Gresik serta jajaran Muspika Kecamatan Kebomas .
Bupati berharap, melalui media sedekah bumi ini, semua masyarakat Kedanyang bersatu padu untuk membangun demi kemajuan desanya dan kemajuan Kabupaten Gresik pada umumnya. “Sedekah Bumi ini sungguh luar biasa, karena bisa menyatukan puluhan ribu warga untuk bersama-sama membangun desa,” ujar Bupati Sambari penuh semangat.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bupati dan wakil Bupati Gresik ikut serta bersama masyarakat memikul tumpeng raksasa bagian dari prosesi sedekah bumi tersebut. Tumpeng yang sebelumnya sudah diarak mengelilingi wilayah desa Kedanyang dipikul menuju ke tempat acara. Sekitar 100 meter, Bupati Sambari dan Wakil Bupati Mohammad Qosim ikut merasakan beratnya memikul tumpeng raksasa yang berisi berbagai hasil pertanian warga Kedanyang.
Pada puncak acara setelah doa, tumpeng raksasa itu akan diperebutkan oleh seluruh warga desa. Di sinilah tampak kegembiraan serta rasa persatuan warga. Ada ratusan masyarakat ikut larut dalam perebutan isi tumpeng tersebut. Ada ratusan buah dan sayuran serta bahan lain habis direbut warga. Tapi memang itulah tradisi yang merupakan puncak acara sedekah bumi tersebut.
Menurut Kades Kedanyang Almuah seperti yang disampaikan kepada Kepala Bagian Humas Sutrisno, rebutan gunungan yang berupa hasil pertanian ini merupakan tradisi. Melalui sedekah bumi yang sudah berlangsung turun temurun ini, kami mengajak masyarakat untuk tetap bersatu.
“Memang mulanya acara sedekah bumi Desa Kedanyang ini hanya sekedar acara kampung dari beberapa warga. Sedekah bumi ini mengandung makna syukuran atas kesejahteraan masyarakat Desa Kedanyang. Saat ini seiring berkembangnya warga yang total keseluruhan penduduk Desa Kedanyang sudah 10 ribu lebih, maka sedekah bumi ini sebagai sarana persatuan warga,” unkap Kades Almuah kepada Reportasenews.com. (dik)