Mendagri Tito Karnavian bersama Pj. Gubernur Kalbar Harisson mengunjungi PLBN Jagoi Babang sekaligus menanam pohon di lokasi kunjungan. (foto Humas Adpim Pemprov Kalbar).
Bengkayang, reportasenews.com – Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI), Tito Karnavian memantau langsung persiapan Pos Lintas Batas (PLBN) Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Rabu (13/12/2023).
PLBN Jagoi Babang menjadi bagian dari pos lintas batas antar daratan resmi antara Provinsi Kalimantan Barat dengan Sarawak, Malaysia, melengkapi PLBN yang telah ada seperti PLBN Aruk, Sambas, PLBN Entikong, Sanggau, dan PLBN Badau, Kapuas Hulu.
PLBN Jagoi Babang sendiri menjadi salahsatu PLBN yang paling dekat jarak tempuhnya dengan ibukota Provinsi Kalimantan Barat, kota Pontianak dengan jarak tempuh 7,5 jam.
Mendagri Tito Karnavian bertolak dari Bandara Supadio menggunakan helikopter milik Polda Kalbar.
Kedatangannya disambut Pj. Gubernur Kalbar, dr. Harissson M.Kes yang kemudian berangkat bersama menuju ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang.
Kedatangan Mendagri dan PJ. Gubernur Kalbar di PLBN Jagoi Babang disambut oleh Drs. H. Syamsul Rizal, Wakil Bupati Bengkayang, bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Bengkayang dengan prosesi adat Dayak Bidayuh Jagoi, Rabu (13/12/2023).
Kunjungan kerja Mendagri ini dalam rangka melihat secara langsung kesiapan PLBN Jagoi Babang yang diharapkan dapat diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
PLBN merupakan pos dan tempat pemeriksaan perlintasan keluar-masuk manusia dan barang pada batas wilayah negara. Selain itu, PLBN juga memiliki fungsi sebagai pintu gerbang ekonomi perbatasan Indonesia dengan Malaysia, guna memperkuat kedaulatan NKRI di garda terdepan.
PLBN Jagoi Babang sendiri merupakan bagian dari Program Strategis Pembangunan 11 PLBN yang telah diatur dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan 11 Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.
Mendagri Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan kunjungan ini dilakukan menjelang peresmian PLBN Jagoi Babang oleh Presiden RI. Namun, berbagai permasalahan juga kerap terjadi di wilayah perbatasan yang rentan, seperti lalu lintas orang maupun barang, baik melalui darat maupun laut.
“Bapak Presiden sangat perhatian terhadap masalah perbatasan dan itu bukan hanya klise omong-omong saja, tetapi betul-betul _real_ dilaksanakan. Beliau sangat menyadari Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di seluruh dunia ini. Nah, kalau jalur darat, yang paling rentan ada di Kalimantan, Papua-Papua Nugini, dan Timor Timur,” terang pria kelahiran Palembang
Jika lalu lintas orang dan barang tidak diawasi dengan ketat, maka ini akan mengancam kedaulatan negara serta dapat memicu hal-hal yang merugikan negara, seperti penyelundupan narkoba, senjata api, human trafficking, dan lain sebagainya.
Masalah lain yang kerap terjadi yakni keadilan/pemerataan pembangunan di wilayah perbatasan yang bisa menimbulkan kurangnya rasa nasionalisme masyarakat. Untuk mengatasi masalah kompleks di wilayah perbatasan, ujar Tito, dibutuhkan koordinasi lintas kementerian dengan melibatkan Pemerintah Daerah (Pemda).
“Untuk mengawasi lintas batas, tentunya dibutuhkan pos lintas batas. Idealnya, seluruh lintas batas memiliki pos lintas batas. Oleh karena itu Bapak Presiden menggenjot untuk membangun Pos Lintas Batas. Adapun 3 tugas utama yang diemban yakni mengamankan batas (border) wilayah, mempertegas batas-batas wilayah, dan mengawasi lintas batas”, tambahnya.
Keberadaan PLBN juga dinilai sangat penting dan bukan hanya untuk menjaga lalu lintas orang dan barang, tetapi berpotensi untuk meningkatkan perekonomian daerah.
“Saya sangat berharap secara teknis operasional PLBN Jagoi Babang ini sudah dapat dilaksanakan. Tetapi, harap berpikir ke depan untuk mewujudkan harapan Bapak Presiden, yaitu PLBN ini bisa menjadi sentra ekonomi. Pemprov dan pemkab bisa mendorong agar hal itu bisa terwujud,” harap mantan Kapolri tersebut.
Menutup sambutannya, Tito juga mengatakan BNPP sudah membuat konsep pembangunan wilayah perbatasan dengan total anggaran sebesar Rp 17 Milyar.
“Ini sebetulnya visi Bapak Presiden Tahun 2015 yaitu Membangun Indonesia dari Pinggiran. Dua pilihannya. Satu, pembangunan desa. Dua, pembangunan wilayah perbatasan. Desa, sudah. Konsep kedua yang harus kita eksekusi adalah membangun perbatasan,” tegasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Pj. Gubernur Kalbar berharap dengan akan dibukanya akses resmi PLBN Jagoi Babang dapat meningkatkan roda perekonomian di perbatasan Kalimantan Barat.
“Pembukaan PLBN akan memperlancar lalu lintas barang dan orang di daerah perbatasan. Kita harapkan dengan rencana pembukaan atau peresmian PLBN ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah perbatasan”, ucap Harisson.
Ditempat yang sama, Wabup Rizal menerangkan bahwa jarak tempuh Pontianak – Kuching melalui Jagoi Babang lebih singkat dibandingkan jarak kabupaten lainnya yang berbatasan dengan Malaysia, yakni kurang lebih 7,5 jam.
“Dalam mendukung PLBN Jagoi Babang, Pemkab Bengkayang telah menyiapkan lahan sesuai peruntukan seluas kurang lebih 12 Hektar yang sekarang ini sudah bersertifikat hak milik Pemda yang tersebar di Zona Penunjang 1 dan Inti PLBN Jagoi Babang, menyiapkan helipad, akses jalan alternatif keluar masuk kebun masyarakat di lokasi PLB, dan lahan _intake_ untuk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang sekarang ini pembangunannya sudah selesai,” jelasnya.
Sebelum bertolak kembali ke Bandara Supadio, Mendagri yang didampingi Pj Gubernur Kalbar beserta Pangdam XII Tanjungpura dan Kapolda Kalimantan Barat, melanjutkan kegiatan dengan menanam pohon serta meninjau sarana dan prasarana di area PLBN Jagoi Babang.(tim)