Mencari Sahabat yang Hilang
SORE itu langit terasa runtuh, bumi pun terasa terbelah. Kabar tentang pesawat Sukhoi membuat kami terpana dan kehabisan kata-kata. Ya, diantara 45 orang penumpang pesawat Shukoi Super Jet 100 itu ada sahabat kami Aditya Sukardi dan Ismiati Soenarto. Mereka adalah dua jurnalis Trans TV yang bertugas meliput demonstrasi penerbangan pesawat buatan Rusia .
Serta merta Newsroom lantai 3 Gedung TransTV sore itu pun berubah mendung bahkan mulai basah oleh lelehan air mata. “Ya Robbi, lindungi Adit dan Ismi dan semua penumpang Sukhoi yang hilang ..” begitu bisik kami.
Dengan pikiran tak menentu kami terus memantau setiap update peristiwa sambil berharap ada kabar baik dari pesawat yang berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma tersebut.
Dari informasi sementara pesawat itu loss kontak pada Rabu , 9 mei 2012 pukul 14.25 WIB dengan kordinat sekitar Gunung Salak Bogor. Di atas wilayah itu dikabarkan pula awak pesawat Sukhoi sebelum kehilangan kontak sempat menginformasikan ke Air Traffic Control Bandara Sukarno Hatta sedang berada di ketinggian 10.000 kaki dan meminta izin untuk terbang 6000 kaki
Pemimpin redaksi Trans TV, beserta Wapemred , Mas Gatot dan Kang Dede ditemani kordinator liputan Bang Erwin Hadi serta beberapa tim liputan segera berangkat ke Halim Perdana Kusuma untuk memastikan dan berkordinasi dengan pihak berwenang di sana.
Sementara yang lain langsung meluncur kebeberapa titik untuk menghimpun informasi.
Di bundaran air mancur depan lobi Gedung Trans TV saya bersua dengan Icus dan Satria. Mereka bilang ke saya baru mau menemui Rili, istri Adit yang terguncang akibat kabar hilangnya Sukhoi..
Mbak Titin, pemimpin Redaksi Trans7 menyambangi lantai 3 tempat Redaksi News Trans TV, memberikan semangat dan doanya kepada kami, ia pastinya merasa kehilangan dan turut berduka.
Hingga langit berganti gelap masih belum ada kepastian di mana pesawat itu berada. Harapan pesawat itu mendarat di Bandara Ujung Genteng Sukabumi atau mendarat di bandara lain dimanapun ternyata nihil. perhatian semua orang pun saat itu tertuju ke Gunung Salak.
Malam terus beranjak, informasi tentang jatuhnya pesawat itu berseliweran, namun tak ada yang bisa memastikan di mana pesawat itu berada dan bagaimana kondisi penumpangnya. Kalaupun dengan ‘yakin’ ada yang menyebut pesawat itu ada di sana dan di sini, dengan kondisi pesawat dan penumpang seperti ini dan itu, semuanya masih simpang siur.
Bukan bermaksud abai dan meremehkan berbagai informasi itu, kami harus fokus dengan informasi yang kuat tingkat validitas dan kredibilitasnya. Maaf ya para pembawa kabar , pemilik indra ke-6, paranormal, petakwil mimpi, indigo dan ‘manusia super’ yang dengan tulus mengabarkan di mana pesawat itu berada, kami terpaksa tidak bisa mengikuti petunjuk anda.
Usai kordinasi saya , Muhar, Randi, Arif Dayat, dan beberapa kawan bergerak meninggalkan Jakarta menuju Gunung Salak. (bersambung….)