Menu

Mode Gelap

Nasional · 9 Mei 2017 17:11 WIB ·

Mengenang Adit dan Ismi, Rekan Kami Korban Sukhoi (3)


					Tim SAR mencari korban pesawat Sukhoi di Gunung Salak. (foto: istimewa) Perbesar

Tim SAR mencari korban pesawat Sukhoi di Gunung Salak. (foto: istimewa)

Posko Cidahu Sukabumi 

DI REST area di ujung pintu Tol Jagorawi  kami bersua dengan Kang Dede, Bang Eha dan beberapa tim liputan yang sudah bergeser dari Bandara Halim Perdana Kusuma.  Konsolidasi pun dilakukan, kami membagi tim untuk menuju beberapa titik yang menjadi gerbang pendakian Gunung Salak. Diapit dua kabupaten yaitu  Bogor dan Sukabumi, gunung ini memang  punya beberapa gerbang pendakian.  Beberapa teman meluncur ke Bogor sementara yang  lainnya menuju Sukabumi.

Kamis dinihari, 10 Mei 2012, Malam masih pekat,  dingin yang menusuk tulang tidak mengusik orang-orang berseragam,  berjaket dan berselimut sarung itu . Angota Basarnas, tentara, polisi ,  wartawan , pecinta alam dan warga sekitar  berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di beberapa sudut.   Dengan penerangan seadanya mereka lalui malam yang kelam  dengan  tanda tanya yang sama, dimanakah Sukhoi berada ?

Di sisi barat berdiri bangunan kayu yang tampak mencolok karena lampu penerangnya lebih besar dibanding yang lain. Inilah Posko Utama Cidahu yang menjadi pusat informasi dan kordinasi  pendakian Gunung Salak di Sukabumi.

Beberapa orang dengan tergesa keluar masuk ruangan . Saya dan beberapa teman Trans TVsegera bergabung dengan wartawan lain mengerumuni lelaki setengah tua yang duduk di kursi kayu. Berseragam lengkap dengan topi bertuliskan Basarnas,  Pak Ketut melayani setiap pertanyaan wartawan seputar informasi terakhir dan rencana pencarian pesawat Sukhoi.

Sementara itu jalan sempit menuju posko Cidahu itu terus disesaki kendaraan roda empat. Mobil wartawan relawan dan pasukan TNI terus berdatangan.

Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari para tetua rombongan menggelar briefing. Ada di antara mereka kepala operasi penyelamatan korban Sukhoi,  Komandan Marinir, Paskhas, Kapolres, Dandim Sukabumi, Anggota Wanadri dan tim dari Trans TV.

Peta digelar, koordinat 06° 43′ 08″ Lintang Selatan dan 106° 43′ 15″ Bujur Timur dimana  Sukhoi terakhir kehilangan kontak menjadi target . “ Itu di sekitar Puncak Sumbul”  kata Kang Asep, Pendaki Senior Wanadri.

Ia begitu mengenal Gunung Salak karena sering melakukan kegiatan petualangan di gunung berapi yang memiliki beberapa puncak, di antarnya Puncak Salak I, Salak II dan Puncak Sumbul.

Rapat menyepakati  membentuk tim berjumlah sekitar 45 orang yang dibagi menjadi 3 search rescue unit (SRU). Tim advance ini bertugas untuk menyisir, memetakan lokasi dan membuat sub posko SAR untuk kordinasi dan  evakuasi di Posko Bajuri,  sebuah tempat disekitar Kawah Ratu Gunung Salak.

Asisten Produser dan Reporter  Transtv,  Albert Sumilat (Abe) dan Ivan ada diantara relawan itu. Abe dan Ivan  memang pegiat aktifis alam bebas. Mereka biasa mendaki gunung di Indonesia.

Kehilangan sahabat Adit dan Ismi membuat Abe tak ambil pusing untuk meninggalkan cutinya. Ia saya kontak ketika sedang berfutsal ria di Jakarta.

Naluri sebagai seorang pendaki pun menyala.Tak perlu menunggu lama semua peralatan yang biasa dibawanya saat mendaki  pun dikemasi.  Kini ia sudah ada dibarisan  bersama Irfan dan relawan lainnya.

Usai briefing kelompok dan persiapan,  sekitar pukul 16.00 WIB, mereka pun  berangkat.  Saya tatap punggung mereka yang terus menjauh dan sejurus kemudian  hilang dikegelapan belantara Cidahu. Masih terasa hingga kini, jabat,  peluk hangat dan doa saat melepas mereka.

“Selamat jalan,  selamat bertugas kawan, segera bawa kabar gembira ya bro…, semoga semua selamat” bisik saya yang dijawab dengan senyum dan anggukan Abe dan Irfan.

PESAWAT CANGGIH BERKEPING-KEPING

Laporan langsung melalui telepon seluler terasa berbeda. Terutama saat di tengah laporan saya lafalkan nama Adit dan Ismi . tercekat, sesak dan bergetar rasanya  membayangkan  nasib mereka. Entah bagaimana para penumpang Sukhoi  menghadapi  gelap dan dinginnya belantara Gunung Salak..

Fajar mulai merekah,  bayangan raksasa berbentuk  kerucut itu muncul di balik kabut. Laksana sang  raja.

ia begitu berkharisma  dengan singgasana berupa hamparan lembah hijau berselendang  kabut yang lembut. Ia pun tampak semakin digjaya, tegak kokoh dalam naungan   langit biru pagi yang masih pekat.

Namun dibalik pesonanya itu ada pancaran misteri yang  membuat hati ini gentar. Saya dan Muhar terpaku menatap gunung itu.  Lidah terasa kelu dan tak terasa mata kami pun berkaca-kaca.

 “Adit dan Ismi ada disana  Muh, menunggu kita” ujar saya memecah kebuntuan.

Muhar hanya terdiam sambil terus matanya yang basah menatap gunung itu.  Diam-diam kami langitkan doa dan asa, semoga hari ini ada titik terang dimana mereka berada. (bersambung…)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Penggelapan Jaminan 452 Hektar, Siapa Berbohong ? BI atau Kemenkeu ?

23 Maret 2025 - 13:49 WIB

Kemenkeu, Sri Mulyani dan Gubernur BI, Perry Warjiyo. (foto. Ist)

Mengawali Masa Siaga Ramadhan, PLN UIT JBT Lakukan Audiensi dengan BPN, Perkuat Kolaborasi Pengamanan Aset

13 Maret 2025 - 20:20 WIB

Berkah Ramadhan, PLN UIT JBT Nyalakan Listrik, Wujudkan Mimpi Masyarakat dalam Light Up The Dream

12 Maret 2025 - 19:00 WIB

Trending di Nasional