Probolinggo, reportasenews.com – Seorang warga berada di bawah garis kemiskinan yang hidup di kandang sapi selama 4 tahun.
Adalah Ngati (30) warga Dusun Pojok 1, Desa Pandan Sari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo.
Tempat tinggal Ngati sendiri berada di belakang rumah warga. Kandang sapi berukuran 3 x 4 meter, tempat tinggal dan dibuat tempat tidur sehari-harinya. Di ruangan pengap tanpa aliran listrik itu, Ngati tinggal bersama anaknya, Anggara, bocah 12 tahun.
Dalam kandang sapi yang beralas tanah, atap seng penuh lubang itu, hanya ada satu tempat tidur yang berukuran 1x 1,5 meter. Tempat tidur tanpa kasur itulah yang biasa digunakan untuk tidur bersama anaknya. Selain itu, ada juga di bagian tepi tempat rumput makanan sapi.
Ngati pun menceritakan, dirinya bersama suami Bambang (38) dan anaknya sudah sekitar 4 tahun lamanya tinggal di kandang sapi. Itupun kandang sapi yang ditempat itu, bukan miliknya sendiri, tetapi numpang lahan milik saudaranya yang memang juga tak mampu membantu banyak.
“Mau tidak mau, kami harus tinggal di kandang sapi ini, karena sebelumnya kami numpang tinggal ke tetangga, dan pindah-pindah. Kami merasa malu jika terus-terusan numpang, jadi kami memilih tinggal di kandang ini,â€tutur Ngati, saat ditemui tempat tinggalnya, Kamis (8/12).
Ngati mengaku, kondisi keluarganya yang terhimpit perekonomian harus kuat menjalani semuanya. Termasuk anaknya, Anggara yang kini sudah usia 12 tahun, harus putus sekolah saat duduk di bangku kelas I dulu.
Sejauh ini, dirinya hanya bisa mencari mata pencaharian dari buruh macul tiap harinya dapat upah sekitar Rp 25 ribu. Dengan penghasilan segitu, hanya cukup untuk makan.
â€Anak saya tidak sekolah, karena kami sudah tidak mampu lagi untuk membiayainya. Mulai sekarang anak saya diajari kerja bantu saya,â€akunya.
Ketika hujan malam hari, kata Ngati, dirinya harus rela tidak tidur. Sebab, atap kandang yang terbuat dari seng itu banyak yang bocor
.â€Ya, duduk di pinggir agar tidak kena hujan,â€keluhnya.
Diketahui, keberadaan Bambang, suaminya. Beberapa hari lalu ditahan oleh Polsek Sumber. Karena mencuri satu pohon pinus milik perhutani. Padahal, kayu tumbang kena angin itu diambil, bukan untuk dijual. Tetapi, untuk penyangga buat rumah.
“Suami saya ditahan Polisi, karena dituduh mencuri kayu pinus, padahal kayu itu, rencana buat penyanggah kandang ini. Saya sekarang hanya hidup bersama anak saya ini.  Bingung saya mas, ditinggal suami,â€keluhya lagi.
Sementara itu, kepala Desa  Pandan Sari, Tiyarso mengatakan, dirinya baru mengetahui ada warganya yang sudah lama tinggal di kandang sapi. Sebab, dirinya berpikir Bambang dan Ngati masih mudah dan bekerja buruh tani tiap hari.
“Kami dan warga punya rencana membuatkan rumah dari hasil swadaya masyarakat. Kami masih menunggu kesepakatan seluruh warga di sini,â€kata Tiyarso.(dic)