Probolinggo, reportasenews.com – Kuliner yang satu ini sedang menjadi perbincangan warga Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Kuliner itu adalah masakan soto yang jarang ditemui, yakni soto yang berbahan singkong, daging ayam serta rempah-rempah lainnya. Masakan ini disebutnya ‘Soto Belanda’, yang letaknya di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton.
Sekilas tidak ada yang istimewa dari warung soto milik Bu Jitro, yang menjual soto Belanda itu, layaknya warung makanan sederhana pada umumnya. Namun ada satu yang menarik perhatian banyak pengunjung untuk datang ke warung ini. Yakni menu spesial Soto Belanda. Dari namanya saja membuat orang penasaran, apalagi merasakannya.
Menurut Agus, salah satu pelanggan asal Blitar, dirinya mengaku saat pulang ke rumah istrinya di Paiton, pasti membeli Soto Belanda, karena khas rasanya sangat berbeda, terkadang ia makan di tempat, dan sering pula bungkus untuk keluarganya.
“Setiap sore saya dan istri membeli soto di sini, kadang dibungkus. Rasanya memang sangat berbeda, rasanya itu sangat khas,”ujar Agus, saat ditemui di warung Soto Belanda, Jumat (28/4).
Senada Dikatakan Marwati, seorang pelanggan lainnya. Hampir setiap hari dirinya membeli Soto Belanda, karena semua keluarganya sangat menyukainya. ”Hampir tiap hari saya beli soto disini. Apa lagi ada kegiatan di rumah seperti pengajian dan lainnya, saya mesti pesan soto ini,”tuturnya.
Soto Belanda milik Bu Jitro, berusia 60 tahun ini dibuat dari singkong untuk menggantikan kentang. Tekstur singkong kukus yang gembur dan rasanya yang gurih, membuat soto terasa lebih kental dan lezat. Apalagi soto ini menggunakan bahan-bahan non kimiawi, melainkan menggunakan bumbu rempah-rempah, sehingga sangat aman untuk kesehatan.
Bu Tjitro juga menggunakan kikil atau bagian persendian kaki sapi untuk pelengkap sotonya, setelah semuanya lengkap, barulah Soto Belanda siap disajikan.
“Kata orang-orang rasanya sangat khas, padahal tidak ada bumbu atau bahan yang dirahasiakan. Saya hanya pakai bumbu kacang tanah dan kikil serta olahan koya yang khas. Kalau pembelinya selama ini dari kalangan pejabat, guru, pekerja PLTU dan dominasi masyarakat biasa,”aku Bu Jitro, kepada reportasenews.com. (dic)