Pekalongan, reportasenews.com – Dalam kunjungan kerja di sentra industri kain kasa di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (24/02), Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, mengaku merasa kaget. Dirinya baru mengatahui di kota Santri Pekalongan ini, terdapat industri kain kasa. Bahkan, terbilang terbesar di Indonesia, yang melibatkan 44 pelaku industri kain kasa rumahan.
Hanya saja, Menkes meminta pada para pelaku produsen kain kasa untuk lebih meningkatkan satu grade, agar kain kasa buatan warga Kota Santri tersebut langsung dapat mahal.
Selama ini, sebanyak 44 pelaku industri rumahan kain kasa di Bligo, Pekalongan, hanya sebatas memproduksi saja, sedangkan untuk proses sterilisasi dilakukan oleh pemesannya. Dan oleh pemesanya, dijual kembali jauh lebih mahal.
“Selama ini, sterilisasi dilakukan oleh pemesan kain kasa. Yang pesan itu dapat untung banyak ketimbang home industri ini. Mereka (pemesan) yang mensterilkan lalu dijual kembali dengan harga tinggi,” kata Nila.
Dengan adanya peningkatan grade berupa seterilisasi kain kasa, akan dapat meningkatkan harga dari kain kasa yang diproduksi. Menkes juga meminta pada pemerintah setempat untuk menapung industri rumahan kain kasa tersebut dalam wadah asosiasi.
“Nanti dibuatkan asosiasi, agar dikoordinir dan dijual sudah dalam kasa steril,” katanya.
Menkes, menyebutkan, di Indonesia sendiri, kebutuhan kain kasa masih sangat tinggi, baik untuk kebutuhan di rumah sakit maupun layanan kesehatan lainnya.
Sementara itu, dihadapan menkes, Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, berjanji akan melakukan pengadaan mesin steril yang akan digunakan untuk puluhan pelaku industri kain kasa di Kabupaten Pekalongan.
“Dalam waktu dua bulan, mesin steril kasa akan didatangkan untuk memenuhi standar tersebut,” kata Asip.
Menurut Asip kholbihi, pihaknya berjanji akan mendorong industri kain kasa tersebut menjadi kekuatan ekonomi di Kabupaten Pekalongan. (RB)