Yogyakarta, reportasenews.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut risiko pasien varian Omicorn masuk rumah sakit lebih rendah dibanding dengan varian Delta. Hal itu disampaikan Menkes usai meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SD Muhammadiyah Jogodayoh, Bambanglipuro, Bantul, DIY, Jumat (21/1).
“Yang masuk di rumah sakit kan itu tadi, cuma 30 persen dari yang Delta. Yang wafat cuma satu atau dua persen di bawah dari Delta. Jadi rendah sekali sebenarnya,” kata Budi seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Namun demikian Budi tak memungkiri temuan transmisi lokal pada varian ini di Indonesia. Kasus Omicron juga melonjak secara cepat dan tinggi. Namun hal tersebut juga berlaku pula untuk kecepatan penurunan kasusnya
Menkes memperkirakan lonjakan kasus akibat varian ini berkisar antara akhir Februari atau awal Maret 2022.
“Kalau saya lihat di negara-negara lain mulai sampai ke puncak ya 40 hari. Jadi mungkin di akhir Februari, di awal Maret sudah sampai ke puncak. Nah kita memang harus berperang aja sama mereka akhir Februari sampai awal Maret,” imbuhnya, dikutip CNNIndonesia.com.
Untuk itu, Budi mengimbau kepada masyarakat agar tak panik atau khawatir. Meski tetap harus waspada melalui beberapa langkah antisipasi penularannya.
Pertama, kata Budi, penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 tetap menjadi yang utama. Kemudian surveilans yang tak boleh kendor dipadukan pengoptimalam berbagai fasilitas kesehatan, seperti shelter maupun isoter.
“Kurangin aja nanti pergerakan, yang penting kalau tes (positif) ya diisolasi aja, kan dia cepet sembuh. Jadi harusnya sih asal kita cepet tahu diisolasi supaya nggak nular. Kalau rumahnya gede ya bisa di rumah, kalau nggak ya di isoter atau shelter,” paparnya.
Langkah terakhir, menurut Budi, tentunya adalah akselerasi vaksinasi Covid-19 demi menciptakan kekebalan komunal atau herd immunity.
“Yang terpenting vaksinasi mesti cepat. Kalau sudah vaksinasi sudah ada daya tahan tubuhnya, kalau dia kena, dia ngelawan balik,” pungkasnya. (*)