Cina, reportasenews.com – Sewa sepeda per jam adalah bisnis yang mekar dikota besar di Cina. Sepeda dihubungkan memakai smartphone dan GPS dapat disewa siapapun dengab biaya murah. Namun bisnis sewa sepeda ini (atau dikenal sebagai “share bike”) menimbulkan bencana baru baik kepada perusahaan penyewa dan juga administrasi kota.
Masalahnya adalah, banyak penyewa sepeda di Cina sangat jorok dan “norak abis” perilakunya. Seusai menyewa sepeda mereka membuang sepeda itu seenaknya dimanapun mereka mau. Arti kata “membuang sepeda” memang dalam arti sebenarnya: mereka akan melempar sepeda itu dimanapun sesukanya.
Akibatnya pengelola kota dan perusahaan pemilik sepeda pusing kepala melihat ribuan tumpukan sepeda bergelatakan disemua tempat. Mulai dari pedestrian, taman kota, selokan sungai, dan banyak lokasi. Amburadul saling tumpuk mirip sampah menggunung tinggi.
Awalnya konsep bisnis “share bike” sempat menjanjikan. Cina secara historis adalah negara dengan sejuta sepeda. Dimasa silam melihat pemandaingan jutaan sepeda dikayuh adalah normal disana. Karena itu, diharapkan bisnis ini mampu mengajak penduduk Cina mau memakai sepeda, menekan tingkat polusi parah dikota, dan secara bisnis menjanjikan.
Lebih dari dua lusin startup rental sepeda telah menyediakan jutaan sepeda warna cerah kuning, biru, hijau atau oranye di ruas jalan Cina selama beberapa tahun lalu. Sepeda yang sangat populer harganya hanya beberapa sen dolar AS untuk disewa per jam setelah pengguna mendaftar, biasanya harus memberi deposit antara $15 ($20) dan $45.
Tidak seperti program di AS dan Eropa, sepeda ini tidak memiliki stasiun dok untuk diparkir. Sepeda dapat dibiarkan di mana saja dan penyewa menggunakan aplikasi smartphone untuk membuka kunci bawaannya.
London dan New York, di mana sepeda dapat dijemput atau diturunkan hanya di stasiun dok, ada sekitar 23.000 sepeda berbagi disiapkan disana. Shanghai sendiri memiliki setengah juta sepeda, lokasi parkir mereka yang sering terisolasi dan serampangan, dan terkena resiko pencurian, dan kerusakan akibat mabuk membuat sepeda hancur.
Penyalahgunaan telah menyebar luas sehingga memancing reaksi. “Saya tidak tahan melihat perilaku ini,” kata Sun Shiyue yang berusia 26 tahun, dia bekerja untuk satu unit perusahaan minuman di Shanghai pada siang hari, dan berpatroli di lingkungannya pada malam hari dengan obor mencari sepeda yang rusak atau dibuang.
Dia melaporkan masalah yang ditemukan dijalanan melalui aplikasi Mobike, memindahkan sepeda yang dicampakan dengan buruk disertai pemberitahuan kecil yang dia buat sendiri, pesan dikirim kepada pengguna sebelumnya karena perilaku yang tidak bertanggung jawab.
Cina mulai membuka diri pada akhir 1970-an, sepeda memberikan prestise. Mereka adalah satu dari empat simbol status yang ingin dimiliki oleh pengantin baru China, simbol lain adalah jam tangan, radio dan mesin jahit. Sepeda kehilangan cahaya menjadi mobil saat ekonomi Cina lepas landas, namun karena lalu lintas dan kemacetan menjadi masalah, sepeda menjadi trendi lagi.
Dalam beberapa bulan terakhir, investor telah membenamkan modal $ 1 miliar menjadi perusahaan saham sepeda Cina.
Sepeda kuning satu roda gigi dari Ofo berharga masing-masing di bawah $ 60, membuat mereka relatif tidak menarik perhatian para pencuri, kata kepala operasi Zhang Yanqi. Tapi kunci mereka sederhana dan keamanan tidak sempurna, sebuah strategi yang menurut Zhang membantu menghemat biaya tetap rendah. Pengguna menerima kode untuk kunci kombinasi sepeda setelah memasukkan nomor ID sepeda ke aplikasi Ofo.
Ofo telah kehilangan 1 persen sepeda sejak diluncurkan pada bulan September 2015. Ofo memberi target untuk memiliki 20 juta sepeda di jalan pada akhir tahun ini, kata Zhang.
Mobike, saingan perusahan sepeda Oranye, telah mengambil taktik yang berbeda yakni memakai sepeda high-endnya menghabiskan biaya hingga $ US400 per sepeda. Pengguna membukanya dengan memindai kode QR di sepeda dengan smartphone mereka. Mereka penuh dengan tindakan pengamanan, termasuk pelacakan GPS dan sistem alarm. Itu membuat tingkat kerugian Mobike bisa ditekan, kata juru bicara Martin Reidy.
Meskipun demikian, pencuri yang “melek teknologi” telah mulai memproduksi kode QR palsu untuk Mobikes dan menempelkannya pada kode asli. Ketika pengguna memindai kode palsu mereka berakhir, dalam beberapa kasus, mentransfer uang ke scammers. Dua pria di kota pesisir Ningbo dan Fuzhou didakwa melakukan kecurangan tersebut bulan lalu, media pemerintah melaporkan.
Sepeda yang dicuri dari berbagai program dan dicat kembali dijual di toko sepeda di pedesaan. Seorang pria di Chengdu ditangkap bulan lalu setelah tertangkap basah, dikelilingi oleh kaninalisme komponen sepeda yang dibongkar dari banyak sepeda.
Beberapa orang sangat menyukai sepeda yang mereka bawa untuk menimbunnya dengan sengaja. Biasanya akan terlihat sepeda tersimpan di dalam kantor, atau disimpan di dalam tangga. Jadi, mereka tidak mau beli tapi menimbun sepeda rental dirumahnya.
Pada bulan Februari, dua perawat Beijing ditangkap karena diduga mengunci sepeda bersama dengan kunci mereka sendiri, media setempat melaporkan.
Pada bulan Januari, ratusan sepeda bersama dibuang ditumpukan barang loakan besi di selatan Shenzhen oleh penyabot yang tidak dikenal. Di lokasi lain, jajaran sepeda memiliki garis rem mereka terputus. Vandalisme juga telah dilakukan untuk menghapus kode QR Ofo bikes ‘, ini membuat sepeda terkunci tidak dapat digunakan lagi.
Beberapa vandalisme masih memakai trik kuno. Li, seorang siswa sekolah menengah Shanghai berusia 12 tahun, dan teman-temannya memiliki trik penipuan simpel melihat berapa banyak sepeda Ofo yang bisa mereka buka dengan memanfaatkan kelemahan dalam sistem perusahaan. Orang sering lalai untuk mencampuradukkan kombinasi kunci di akhir perjalanan mereka, memungkinkan seseorang membuka kunci secara gratis. (Hsg)
https://youtu.be/1_qwBpy2JqM