SITUBONDO, REPORTASE – Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Syaifudin, meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahap II Tahun 2016 di pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Senin (28/11).
Menteri Agama RI  juga melaunching  I-santri dan santri digital corner Ma’had Aly, Pondok khusus ahli fiqh di Ponpes Sukorejo.
I-Santri merupakan aplikasi perpusatakaan digital, guna mempermudah santri mencari referensi kitab maupun karya ilmiah lainnya, yang dilengkapi dengan digital library.
Menurut Menag, dengan adanya pondok  pesantren, pihaknya sangat yakin jika masa depan NKRl masih terjamin.
“Selain itu, setiap berkunjung ke pondok pesantren kami selalu melihat adanya islam ahlussunnah wal jama’ah,”kata Menag RI Lukman Hakim di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Senin (28/11).
Menurutnya,  ma’had aly merupakan perguruaan tinggi khusus untuk mengajarkan  ajaran islam yang berbasis dengan  kitab kuning,  dengan  sistem akademik tingkat tinggi.
“Oleh karena itulah, kami memberikan apresiasi kepada sebanyak 13 Â ma’had aly di Indonesia, karena ma’had aly setara dengan perguruan tinggi islam dan umum,” tambahnya.
Menag RI Lukman Hakim Syaifudin menambahkan, tidak semua pesantren mampu menyelenggaran pendidikan Mahad Aly.
“Maka tahun ini ada 13 Mahad Aly di Indonesia. Akan tetapi kita akan dikembangkan lebih besar di Indonesia,” lanjut Lukman.
Kementrian Agama akan berkomitmen dan sangat mengapresiasi pendidikan Mahad Aly dengan kekhususannya pada santri untuk diajak berpikir komplek.
“Pada hari senin kita meluncurkan aplikasi i-santri yang merupakan aplikasi media sosial yang berbasis kitab kuning Yang bisa dibaca para santri secara digital,” bebernya.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, KHR Azaim Ibrahimy mengatakan, aplikasi iSantri ini diharapkan menambah kemudahan pustaka ilmuan para ulama salaf, karena tulisan aslinya semakin langka atau ada upaya pengubahan secara tektual yang berujung pada pola pikir pemahamannya.
“Upaya keras untuk mengembalikan pustaka keilmuan sebagai mana aslinya ini bentuk jihad. Maka dengan menjaga turof ilmu ulama merupakan jihad,” kata Kiai Azaim dalam sambutannya.
KHR Azaim Ibrahimy menambahkan, sebenarnya tantangan  sudah terjadi pada beberapa abad silam, dimana ketika masa kitab suci Injil dan Taurat  yang mengalami perubahan atas ulah manusia.
“Sudah ada 3000 koleksi yang sudah teraplikasi dengan aplikasi iSantri memberikan kemudahan, Terutama pustaka yang bisa menjadi kajian utama tentang keislaman,” pungkasnya.(fat)