SITUBONDO, REPORTASE -Selain meluncurkan kartu tani untuk para petani tebu di tujuh Pabrik Gula (PG) di Jawa Timur, Menteri BUMN RI, Rini Soemarno juga ingin menurunkan harga gula nasional yang dinilai cukup tinggi, yakni berkisar Rp 12.000 perkilogram.
Untuk menurunkan harga gula pemerintah harus melakukan efisiensi terhadap sejumlah pabrik gula milik pemerintah, yang dinilai inefisiensi. Sedangkan penutupan pabrik gula (PG) tersebut akan dilakukan secara bertahap.
“Saat ini, banyak PG milik pemerintah yang inefisiensi karena sudah terlalu tua. Oleh karenanya kita harus melakukan efisiensi dengan jaminan petani tebu tetap akan menggiling gula, meskipun kita menutup beberapa pabrik gula milik kita,†kata Rini di Situbondo, Rabu (16/11/2016)
Menurutnya, tujuan utama pemerintah melakukan efisiensi yaitu bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani dengan tidak mengabaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia masih mengeluhkan mahalnya harga gula nasional. Dengan program efisiensi, Rini menjamin, harga gula bisa ditekan dengan harga yang lebih murah dan terjangkau.
“Harga gula kita lebih mahal jika dibandingkan dengan harga gula internasional, oleh karena itu, melalui program efisiensi kita bisa menekan harga gula nasional lebih rendah. Dan dalam melakukan program efisiensi kita tidak akan membiarkan para petani tebu tidak bisa menggiling tebunya,”bebernya.
Rini meyakinkan kepada para petani tebu di Situbondo, bahwa penutupan tiga pabrik gula tidak akan membuat petani tebu beralih menanam tanaman lainnya. Karena PG Asembagus akan mampu mengakomodir hasil tebu para petani.
Bahkan, Direktur PTPN XI PG Asembagus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas giling dari 3.000 ton tebu per hari (TCD) menjadi 4.000 TCD di 2017, dan ditargetkan mencapai 6.000 TCD di 2018. Ini tujuannya, nantinya akan ada beberapa pabrik gula yang akan kita tutup dengan sudah ditingkatkannya kemampuan dari pabrik gula Asembagus ini.”Namun, rencana akan memodernisasi PG Asembagus, PTPN XI meng-investasikan anggaran sebesar Rp.1 triliun,”kata Doly T Pulungan.
Sementara itu, Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto, mendukung penutupan tiga pabrik gula di Situbondo alasannya Menteri BUMN, Rini Sumarno memastikan penutupan tersebut tidak akan merugikan petani tebu.
“Penutupan itu tidak serta merta, tetapi kapasitas giling ditingkatkan sesuai dengan jumlah tebu milik petani di Situbondo,†kata Bupati Dadang Wigiarto.
Bupati juga mengatakan, pemerintah daerah akan dilibatkan untuk menemukan solusi terhadap para tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan akibat penutupan tiga pabrik gula di Situbondo, yaitu, PG Wringin Anom, PG Panji dan PG Olean.
“Ibu menteri akan melibatkan pemerintah daerah untuk membicarakan persoalan tenaga kerja agar bisa dialihkan kepada produksi yang lain,†katanya
Jika ternyata pasca ditutupnya tiga pabrik tebu tersebut, produksi tebu meningkat, Bupati menyatakan siap mendirikan pabrik gula baru. Namun yang harus dilakukan sebelum mendirikan pabrik gula baru yaitu bagaimana meyakinkan petani untuk terlibat dalam penanaman saham pada pabrik gula tersebut.
“Bu Menteri akan memfasilitasi pemerintah daerah untuk mendirikan pabrik gula baru jika ternyata, produktivitas tebu milik petani meningkat, dengan catatan petani harus terlibat dalam penanaman saham, jadi selain bertani, petani juga sebagai pemilik saham,†pungkasnya.(fat)