Jambi, reportasenews com – Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi menjadi situs dari peninggalan Budhist yang terluas di Asia Tenggara dengan cakupan mencapai 3.981 hektare.
Revitalisasi kawasan tersebut masih terus dilakukan dimulai sejak 2022 lalu. Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI telah menggelontorkan dana sebesar Rp600 miliar untuk merevitalisasi candi yang terkenal ini.
Direktur Jendral Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan jika revitalisasi ini rampung dalam lima tahun ke depan maka ditargetkan akan menjadi situs lebih hebat dari Angkor Wat di Kamboja.
“KCBN Muara Jambi lebih hebat dari Angkor Wat dalam 5 tahun ke depan. Dan itu bisa kita pastikan, karena potensinya ada, jadi sama-sama dari semua unsur kita bangun untuk memastikan KCBN Muaro Jambi menjadi situs terpenting di Asia Tenggara,” kata Hilmar, baru-baru ini, dikutip dari tribunjambi.com.
Diakuinya situs di KCBN Muara Jambi ini sebagai tempat pendidikan dalam memperdalam Agama Buddha.
“Jadi orang datang ke sini untuk belajar, memang catatan sejarahnya juga menunjukan begitu bahwa orang datang dari berbagai tempat ke Asia ke sini (Candi Muarajambi, red) untuk belajar bahasa sankrit, memperdalam agama Buddha dan seterusnya,” jelasnya.
Kegiatan revitalisasi KCBN Muara Jambi melalui ekskavasi arkeologi akan terus dilakukan agar pengetahuan masyarakat bisa bertambah.
“Penataan lingkungan saat ini sudah menyasar ke arah timur, sudah ada beberapa candi yang sudah dikupas seperti Candi Kota Mahligai yang saat ini berprogres 50 persen, dan kita pertahanankan tanaman di atas reruntuhan itu. Konsep penataan lingkungannya seperti itu sekarang,” ujarnya.
“Penataan lingkungan saat ini sudah menyasar ke arah timur, sudah ada beberapa candi yang sudah dikupas seperti Candi Kota Mahligai yang saat ini berprogres 50 persen, dan kita pertahanankan tanaman di atas reruntuhan itu. Konsep penataan lingkungannya seperti itu sekarang,” ujarnya. (*)