JAKARTA, REPORTASE-Teror bom Samarinda disinyalir dilakukan kelompok ekstrimis agama, yang hendak mengacaukan keberagaman NKRI dengan memainkan isu SARA.
Menurut Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, dugaan itu muncul setelah polisi berhasil menangkap 5 orang lagi komplotan Bom Samarinda. Kelima orang itu, ternyata kelompok yang sama ketika menyebarkan teror bom buku di Serpong.
“Lima orang lagi sudah ditangkap dan dikembangkan. Ini sebenarnya pelaku lama kasus bom di Serpong dan bom buku. Ada kaitannya dengan kelompok Pepy Fernando, jaringan lama. Jadi sekarang dia bergabung dengan JAD,” tegas Tito Karnavian kepada pers, usai menghadiri HUT Korps Brimob di Depok, Senin (14/11).
Motif peledakan bom itu sudah diketahui, yakni ingin membuat kekacauan atas dasar sentimen agama.
“Saya berharap masyarakat harus tetap tenang. Jaringan pelaku ini berusaha menimbulkan kekacauan,” tambahnya.
Atas peristiwa itu, satu korban yakni Intan olivia (3) meninggal dunia, dimana sebelumnya korban sudah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Abdil Wahab Sjahranie, Samarinda.
Sementara itu, ‎tiga korban lainnya yaitu Triniti Hutahaen, Anita Christabel, dan Alfarou Sinaga masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Seluruh korban atas peristiwa itu adalah anak-anak karena saat kejadian mereka sedang bermain di lokasi parkiran gereja.
Pelaku dari peristiwa ini yaitu Juhanda alias Jo (37) sudah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka. Untuk selanjutnya Juhanda akan dibawa oleh Densus 88. (sam/tat)