Bukit Telogah, destinasi wisata alam yang ada di Kalimantan Barat menjadi pilihan untuk healing dan yang gemar berpetualang merasakan sensasi berkemah di puncak sembari menjadi spot foto yang menarik karena munculnya hamparan awan putih dan hamparan ilalang yang hijau dan luas membentang. (foto Adi Saputro).
Sanggau, Kalimantan Barat, reportasenews.com – Ada spot menarik yang bisa digunakan para traveller untuk melihat hamparan ilalang yang luas dan hijau, serta menenangkan. Bukit Talogah, bisa menjadi pilihan untuk sekedar melepas penat, atau healing.
Bukit yang menjulang dengan penuh ilalang ini sudah terlihat saat roda kendaraan ini memasuki Dusun Telogah, di Kecamatan Noyan, Kabupaten Sanggau.
Dari kota Pontianak, perjalanan dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat dan roda dua dengan jalan yang beraspal, dengan waktu tempuh 6 jam. Setelah dari Kembayan, berbelok menuju ke arah Bonti dan Jangkang selanjutnya ikuti penunjuk arah menuju ke Dusun Telogah.
Dari Desa Sejuah perjalanan sedikit menantang karena sebagian jalan berupa jalan tanah kuning dan aspalnya yang mulai terkelupas tergerus.
Sekitar 45 menit perjalanan dari Sejuah, barulah ada plang berupa kawasan Wisata Riam Asam Telogah.
Dari jalan setapak ini, hanya bisa dilalui kendaraan roda dua karena kondisi jalannya yang mulai menyempit dan becek
Selanjutnya kendaraan dapat diparkir dan membayar tiket masuk sebesar Rp. 20.000 per orang.
“Jika ramai pengunjung, kami berjaga untuk menghindari segala kemungkinan hilang barang dan kendaraan pengunjung. Karena itu ada uang muka lebih dulu buat kami jaga disini. Kalau tidak mau dijaga, juga tidak apa-apa, resiko hilang ditanggung sendiri pengunjung,” kata Bang Ji, salah satu pemuda dusun setempat.
Bukit Telogah berada di antara perbukitan di Kecamatan Noyan, Kabupaten Sanggau.
Sudah banyak berubah, terutama jalan yang dulu beraspal mulus kini telah tergerus dan banyak sekali kerusakan jalan
Bukit ini juga disebut bukit Dorit Zat. Ini terlihat dari spanduk yang menamai bukit yang menjadi pintu gerbang masuk pendakian ke puncaknya.
Terdapat satu gubuk yang bisa menjadi tempat peristirahatan bagi pengunjung di awal pendakian.
Sebutan nama Dorit Zat tidak datang begitu saja. Nama ini diberi oleh warga sesuai bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa Dayak yaitu bahasa daerah Bukote.
Dorit artinya Bukit sedangkan zat artinya tempat.
Di bawah kaki bukit terdapat bendungan yang menjadi sumber air bersih dan sumber listrik bagi warga dusun Telogah.
Bendungan ini menjadikan kawasan favorit pengunjung karena terdapat aliran air terjun yang indah serta memiliki dua tingkat.
Pendakian ke Puncak Bukit Talogah memerlukan perjalanan sekitar satu jam. karena treknya yang menanjak dengan elevasi kemiringan 70 – 80 derajat.
Lumayan tinggi dan curam dengan ketinggian diperkiraan mencapai 400 meter sehingga menguras tenaga hingga sampai ke puncaknya.
Setiba di Puncak, pengunjung dapat berkemah semalam dan menunggu datangnya pagi di atas puncak.
Jika beruntung, pemandangan lautan awan dapat dilihat di atas puncak bukit.
Hanya saja, pemandangan di atas puncak tak lagi dapat melihat rimbunnya pepohonan hutan, hanya padang ilalang yang luas dan beberapa perkebunan kelapa sawit.
Spot menarik lainnya saat pagi adalah munculnya hamparan awan putih. Suasana tenang dan udara yang sejuk pun dapat menjadi sensasi tersendiri yang dirasakan pengunjung. Tak heran, puncak Bukit Telogah kerap didatangi pengunjung untuk liburan akhir pekan dan menjadi kawasan favorit untuk pendaki pemula yang ingin menenangkan sejenak dan menikmati udara yang segar di puncak.
Dari puncak Bukit Telogah, pengunjung masih disuguhi pemandangan lainnya berupa air terjun Asam Telogah.
Warga lokal menyebutnya sebagai Riam Asam Telogah. Air pengunungan yang sejuk dapat menjadi pelepas capek dan merenggangkan otot yang sakit setelah turun dari puncak Bukit.
Berendam di air bisa menjadi pilihan untuk menenangkan jiwa sekaligus bermain dengan ikan-ikan yang sering menempel pada kaki untuk mengambil kulit – kulit mati. Rasanya geli saat ikan-ikan ini mulai berkerumun di kaki.
Kawasan Riam Asam Telogah juga kerap digunakan masyarakat lokal sebagai lokasi peribadatan. Jadi pengunjung wajib menjaga ketenangan sekaligus kebersihan di tempat ini.
“Sejuk airnya, dan suasana alamnya dengan pohon-pohon besar di sekelilingnya, benar benar memanjakan mata,” kata Teguh, salahsatu pengunjung asal Kota Pontianak.
Bukit Telogah paling cocok bagi kawula yang muda yang gemar berpetualang atau sekedar mencari sensasi suasana baru jauh dari keramaian. Ada banyak tempat yang cocok untuk menjadi spot foto yang menarik, mulai dari Riam Asam Telogah atau saat berada di jalur pendakian ke puncak Bukit Telogah dan menunggu momen pada pagi hari saat hamparan awan putih terbentuk mengelilingi perbukitan.
Bagi anda yang ingin berkunjung ke Bukit Telogah disarankan berangkat dari kota Pontianak pada pagi hari, sehingga bisa menikmati perjalanan sekaligus menyaksikan pemandangan sunset dan sunrise sekaligus di puncak. Selain itu disarankan membawa jaket, atau pakaian tebal agar tidak kedinginan saat berada di puncak serta perbekalan makanan dan minuman yang cukup dan menyehatkan.
Selain iru, pengunjung wajib membawa pulang sampahnya agar tidak mengotori kawasan ini. (das)