Menu

Mode Gelap

Internasional · 2 Mei 2017 08:02 WIB ·

Oknum Polisi Thailand Terlibat Prostitusi Remaja


					Bisnis esek-esek di Thailand saat malam tiba/ Concept News Central Perbesar

Bisnis esek-esek di Thailand saat malam tiba/ Concept News Central

Thailand, reportasenews.com – Kepolisian Thailand menyelidiki sebuah geng yang diduga melakukan transaksi budak seks kalangan remaja berakhir dengan menjerat setidaknya empat petugas, kata penyidik Senin (01/05). Skandal terbaru ini membuat torehan reputasi buruk untuk Polisi disana.

Kasus prostitusi lingkaran seks ABG pertama kali muncul minggu lalu ketika seorang ibu mengatakan bahwa anak perempuannya menjadi budak seks tahun lalu kepada seorang pejabat berpengaruh di provinsi Mae Hong Song utara, salah satu daerah termiskin di Thailand.

Minggu pertama kasus ini menjadi berita utama yang tajam diikuti dengan tuduhan bahwa anggota polisi senior dan pejabat daerah juga terlibat dalam ring prostitusi remaja.

Pada hari Senin penyidik nasional memastikan bahwa surat penangkapan sekarang telah dikeluarkan untuk empat petugas dengan pangkat sersan dan yang lebih tinggi.

“Pengadilan hari ini mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap tiga polisi karena memperkosa perempuan,” kata wakil kepala polisi nasional Srivara Ransibrahmanakul.

Sebuah surat perintah juga dikeluarkan untuk perwira keempat, dan dua mucikari perempuan telah ditangkap.

Sedikitnya delapan orang lainnya termasuk tiga perwira polisi berpangkat tinggi sedang disidik sebagai tersangka mucikari, demikian menurut Channel News Asia.

Pasukan kepolisian Thailand memiliki reputasi buruk untuk korupsi, bahkan bisa lebih parah keburukannya jika terjadi diwilayah propinsi regional.

Pelacuran ilegal, namun ternyata ada di mana-mana dan kelompok hak asasi manusia telah lama menuduh polisi mengantongi uang sogokan untuk mengambil bagian aktif dalam perdagangan manusia.

Sebuah penggerebekan di sebuah rumah bordil besar di Bangkok tahun lalu menemukan sebuah buku catatan soal “uang minum teh” (artinya uang suap) yang merinci pembayaran kepada polisi setempat.

Namun polisi jarang kena pemecatan atau dipenjara karena pelanggaran tersebut. Pengacara untuk ibu gadis korban itu mengatakan kepada AFP bahwa awalnya dia telah berusaha berbulan-bulan agar polisi segera menyelidiki namun hasilnya nihil sampai akhirnya sang ibu membuka ke publik.

“Ada kalanya dia diminta untuk mengkompromikan kasus ini oleh beberapa pejabat polisi,” kata Kerdphol Kaewkerd.

Ibu korban lalu mencari informasi dan menemukan melalui kontak polisi bahwa putrinya sedang dijadikan pelacur. Dia akhirnya menghubungi putrinya melalui jalur “Line” yang biasa mengiklankan gadis-gadis itu dengan berpura-pura menjadi klien.

Kelompok hak asasi manusia telah lama mendesak Thailand untuk berbuat lebih banyak untuk melakukan tindakan keras terhadap pelaku trafiking dan mucikari sementara melakukan dekriminalisasi kerja seks untuk membuat perlindungan bagi mereka yang menjual kenikmatan tubuhnya. (Hsg)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Penggelapan Jaminan 452 Hektar, Siapa Berbohong ? BI atau Kemenkeu ?

23 Maret 2025 - 13:49 WIB

Kemenkeu, Sri Mulyani dan Gubernur BI, Perry Warjiyo. (foto. Ist)

Mengawali Masa Siaga Ramadhan, PLN UIT JBT Lakukan Audiensi dengan BPN, Perkuat Kolaborasi Pengamanan Aset

13 Maret 2025 - 20:20 WIB

Membedah Kontroversi Putusan Mahkamah Agung No. 1688 dan Pidato Presiden Prabowo

25 Februari 2025 - 07:45 WIB

Trending di Hukum