Ketapang, reportasenews.com- International Animal Rescue Indonesia (IAR Indonesia) melakukan penyelamatan satu individu orangutan di Jalan Ketapang Tanjungpura Km. 9, Dusun Pematang Merbau, Desa Sungai Awan Kiri, Muara Pawan, Ketapang, Kalbar (30/1).
Orangutan jantan dewasa dengan berat sekitar 60 kilogram ini dievakuasi lantaran merusak ratusan tanaman nanas milik Yansyah. Lokasi kebun yang dirusak orangutan ini berdekatan dengan area pembukaan lahan oleh PT Mohairson Pawan Khatulistiwa (PT. MPK).
“IAR langsung menerjunkan tim untuk melakukan verifikasi di lapangan. Hasilnya memang ditemukan satu individu orangutan dan tidak kurang dari 200 tanaman nanas siap panen yang telah dirusak oleh orangutan tersebut,” kata Miran, staf HOCRT (Human Orangutan Conflict Rescue Team) IAR Indonesia di lapangan, kepada wartawan.
Diduga orangutan ini lapar dan terusir dari habitatnya karena pembukaan lahan dan masuk ke kebun nanas milik warga untuk mencari makan.
Informasi kehadiran orangutan dewasa di kebun nenas warga ini didapat dari laporan masyarakat setempat, yakni pemilik lahan kebun nenas, Yansyah.
Melihat kondisi di lapangan, tim IAR Indonesia akhirnya memutuskan untuk melakukan tindakan penyelamatan. Dikhawatirkan masyarakat yang marah karena kebunnya semakin rusak bisa saja kemudian menangkap dan melukai orangutan tersebut.
“Idealnya tindakan preventif kita adalah mengusir orangutan masuk kembali ke habitatnya. Tapi saat ini pengusiran tidak mungkin kami lakukan karena kondisi hutan yang makin sempit karena pembukaan lahan,” ujarnya.
Dari pantauan tim HOCRT IAR, terlihat hamparan tanaman nanas yang rusak parah akibat ulah orangutan. Kebun nanas ini terletak tidak jauh dari tempat pembuatan kanal PT MPK yang dimulai sejak akhir tahun 2016. Sementara itu, pemilik kebun nanas mengatakan bahwa orangutan masuk ke kebunnya sejak bulan Desember.
“Baru kali ini ada orangutan masuk kebun saya, padahal sudah lebih dari 4 tahun kebun nanas saya ada di situ,” ujar pemilik kebun. Diduga orangutan ini keluar karena terganggu oleh aktivitas pembuatan kanal.
Konflik antara orangutan dan manusia mempunyai dampak negatif terhadap petani karena kerusakan kebun jelas merugikan penghasilan dari sisi ekonomi. Permasalahan konflik antara orangutan dan manusia sangat kompleks. Saat ini IAR Indonesia mengupayakan untuk mencari solusi atas persoalan konflik ini agar manusia dan orangutan di habitatnya bisa hidup damai.
Tim rescue menuju lokasi penyelamatan sekitar pukul 3 sore. Di lokasi sudah ada tim patroli yang menunggu di bawah pohon tempat orangutan ini bersarang. Tidak sulit menemukan orangutan ini karena di lokasi itu hanya ada 3 pohon besar yang dapat dijadikan sarang oleh orangutan.
Tim medis menggunakan obat bius untuk melumpuhkan orangutan yang diberi nama Zola ini. Obat bius ini digunakan agar orangutan tidak menyerang tim penyelamat.
Kegiatan pembiusan berjalan lancar. Orangutan yang pingsan karena pengaruh obat bius jatuh dengan lembut ke jaring yang sudah disiapkan. Tim medis segera bergerak cepak memeriksa kondisi fisik orangutan ini dan mengambil sambel darah serta memasang microchip untuk mempermudah proses identifikasi. Setelah semua selesai, orangutan ini dibawa ke Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan untuk menjalani perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kondisi orangutan sementara bagus, akan kita bawa ke center untuk pemeriksaan lebih lanjut, ujar drh. Ayu Budi Handayani, Manager Animal Care IAR Indonesia.
“Kalau kondisi sudah bagus, tentu akan kita lepaskan lagi. Tapi pasti tidak di sini karena hutan di sini sudah habis dibuka untuk perkebunan,” imbuhnya. (ds)