Menu

Mode Gelap

Internasional · 28 Nov 2017 21:35 WIB ·

Oxford Copot  Gelar Kehormatan Aung San Suu Kyi


					Aung San Suu Kyi  (foto:istimewa) Perbesar

Aung San Suu Kyi (foto:istimewa)

Oxford, repotasenews.com –  Setelah lukisannya dicopot dari Universitas Oxford, kini dewan kota Oxford  Inggris  resmi mencopot gelar kehormatan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.

Pencopotan gelar sebagai tokoh Freedom of the City of Oxford  itu dilakukan sebagai respons Kota Oxford terhadap sikap Suu Kyi yang dianggap gagal menangani krisis kemanusiaan  di Rakhine. Ratusan ribu Muslim Myanmar  mengalami kekerasan dan terusir dari tempat tinggal mereka.

Mary Clarkson, anggota dewan kota yang mengusulkan mosi tersebut, pada Selasa (28/11) mengatakan Oxford memiliki tradisi panjang untuk menjadi kota yang beragam dan manusiawi. Reputasi nya  ternoda oleh orang yang menutup mata terhadap kekerasan.

“Hari ini kita telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melepaskan kehormatan tertinggi kota itu karena kelambanannya dalam menghadapi penindasan terhadap minoritas Rohingya.” Kata Mary.

Mengutip berbagai sumber Internasional,   dengan suara bulat, Dewan Kota Oxford sepakat menghapus secara permanen gelar kehormatan yang diberikan pada Suu Kyi pada 1997 itu, dan mengatakan bahwa “warga tidak ingin menyanjung mereka yang menutup mata terhadap kekerasan.”

Voting terhadap pencopotan gelar mendapat persetujuan anggota dewan kota lintas partai sekitar awal Oktober lalu yang sepakat menganggap Suu Kyi “sudah tidak pantas” menyandang gelar tersebut.

Pada 1997 lalu, Suu Kyi dianugerahi Gelar kehormatan Freedom of Oxford karena dianggap sebagai pelopor perubahan yang memperjuangkan nilai demokrasi di negaranya. Saat itu Myanmar masih dikuasai pemerintah junta militer.

Peraih Nobel Perdamaian tersebut mendapat gelar doktor kehormatan dari salah satu kampus paling bergengsi dunia itu. Setelah berhasil memenangkan pemilu 2015 bersama partainya, National League for Democracy (NLD), Suu Kyi menjadi harapan warga Myanmar dan dunia internasional untuk bisa mereformasi pemerintahan di negara Asia Tenggara itu.

Namun, sejak krisis kemanusiaan di Rakhine memburuk sejak  Oktober 2016 dan akhir Agustus 2017 lalu,  Suu Kyi dianggap memiliki peran dalam pembersihan etnik di Myanmar tersebut.

Diperkirakan seribu orang tewas dan 600.000 orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh . Pembunuhan, pemerkosaan dan  pembakaran desa  serta pengusiran dilakukan militer Myanmar . dilakukan oleh militer Myanmar.

Namun Aung San Suu Kyi telah menolak klaim pembersihan etnis dan menyebut banyak kasus kekerasan seksual yang digunakan terhadap wanita Rohingya “pemerkosaan palsu”. (*)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polda Jambi Tetapkan Pendi Cs Jadi Tersangka

16 Mei 2025 - 09:45 WIB

Antisipasi Ancaman Siber yang Kian Komplek Moratelindo dan TKMT Dorong Keamanan Jaringan Bisnis

9 Mei 2025 - 19:37 WIB

Dalam Penetapan Hutang, Hakim MK Minta PUPN Tunjukan Dasar Dokumen Rekening Koran

8 Mei 2025 - 10:53 WIB

Rumah Tajwid, Menyatukan Ilmu dan Amal di Tanah Eropa

6 Mei 2025 - 18:33 WIB

Dirjen Kekayaan Negara  Rionald Silaban Dimintai Keterangan Pengadilan MK Terkait Permohonan Uji Materi Andri Tedjadharma

2 Mei 2025 - 00:31 WIB

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

Trending di Nasional