Bebes, reportasenews.com – Ratusan warga Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Brebes, Jawa tengah, Selasa pagi (2/5/17) mendatangi pabrik PT. Charoen Pohphand untuk memprotes pencemaran yang ditimbulkan oleh pabrik pakan dan penetasan ayam tersebut. Mereka menuntut pabrik tersebut ditutup, karena dianggap mengganggu kesehatan warga.
Mereka datang menggunakan puluhan mobil dan ratusan sepeda motor. Di depan pabrik ini, warga berusaha masuk untuk menemui pihak menagemen namun dihadang puluhan petugas.
Dalam orasinya, warga menuntut PT Charoen Pokphand segera ditutup, karena dianggap mengganggu kesehatan lingkungan. Karena sejak beroperasinya pabrik ini, udara dan air di sekitar pabrik tercemar dan mengganggu kesehatan warga.
Salah seorang pendemo mengatakan, pabrik penetasan dan pakan ayam yang berdiri sejak dua tahun lalu selalu dikeluhkan masyarakat. Warga selalu merasakan polusi udara berupa bau bangkai ayam yang menyengat. Warga sudah berulangkali memprotes baik kepada pabrik maupun Pemerintah Kabupaten Brebes. Namun hingga kini, pabrik penetasan dan pakan ayam ini tidak memperbaiki pengelolaan limbah hingga terus mencemari lingkungan.
Padahal menurut warga, sesuai surat rekomendasi dari Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup nomor S.260/PPKL/PPU/PKL-3/12/2016, PT. Cahroen Pokphand harus merevisi dokumen lingkungan. Antara lain mengajukan perizinan terkait pembuangan air limbah ke sungai, pengelolaan pembakaran limbah dan penanganan ayam yang mati. Namun hingga kini, pihak pabrik tidak mengindahkan surat rekomendasi tersebut.
“Dalam hal ini dirjen pengendalian dan kerusakan lingkungan menyatakan bahwa PT. Pokphand yang ada di desa bangsri melanggar semua. Operasionalnya juga melebihi kapasitas. Ada beberapa yang selama ini terjadi, pembuangan limbah di sungai gempol belum ada ijinya,” ujar Samhaji (55) selaku koordinator demo.
Tidak hanya menimbulkan pencemaran, keberadaan pabrik ini juga merusak lingkungan persawahan warga. Sejak berdirinya pabrik ini, sistem pembuangan air terganggu karena adanya bangunan pabrik.
“Sawah produktif rusak setelah ada PT Pokphand, karena ada banjir dan genangan setelah dibangun tembok keliling pabrik. Air masuk rumah warga, air mencemari dan merusak sawah produktif. Disamping polusi udara masyarakat merasa terganggu karena jarak ayam mati dengan rumah penduduk hanya puluhan meter,” ujar Mustofa Kamal (50) menimpali ucapan Samhaji.
Usai berorasi, unjuk rasa dilanjutkan dengan mendatangi kantor Bupati Brebes dan kantor DPRD.
Sementara, pihak menagemen PT Charoen Pokphand menolak untuk memberikan keterangan kepada wartawan. Sejumlah awak media yang berusaha untuk konfirmasi diusir oleh petugas keamanan pabrik.(iso)