JAKARTA, REPORTASE – Pasar properti perkantoran di Jakarta masih mengalami kelebihan pasokan pada kuartal lll-2016. Ini terjadi permintaan sedang lesu akibat kondisi perekonomian yang masih belum pulih benar. Ujungnya, penawaran lebih besar dari permintaan.
Demikian hasil kajian konsultan properti Colliers Indonesia. Menurut Direktur Riset Colliers Indonesia Ferry Salanto, kondisi lebih besarnya penawaran ini membuat kendali harga lebh berat condong ke penyewa sebagai konsumen.
“Akibatnya bisa saja terjadi koreksi harga jual,” katanya, Selasa (4/10).
Saat ini, memang belum ada penurunan harga perkantoran. Tetapi, kondisi sekarang belum banyak terjadi transaksi pada penjualan strata title office. Bahkan, jika dihitung sejak 2014 hingga sekarang, okupansi pasar perkantoran telah mengalami penurunan sebesar 10%.
Dua tahun lalu, pasar kantor di Jakarta memiliki tingkat okupansi hingga 95%. Sementara per kuartal lll-2016, okupansi kantor berkisar 85%. Itu pun kontribusi terbedar dari perkantoran yang berada di area central bussiness district (CBD).
Ferry memprediksi, hingga 2019, okupansi perkantoran akan terus turun hingga ke level 80%. Sebab, selain permintaan yang kemungkinan masih loyo, banyak proyek perkantoran yang akan selesai pada 2019. Ujungnya, permintaan sudah jauh tidak sebanding dengan persedian perkantoran yang lebih tinggi. (Gah)