Korea Selatan, reportasenews.com – Pyongyang akan menjadi sasaran “operasi ofensif yang dalam” dengan menggunakan pasukan payung dan marinir untuk mengambil alih kepemimpinan Korea Utara.
Kim telah menghidupkan kembali ketakutan perang nuklir dalam sepekan ini karena melepaskan rudal ke Jepang sebelum rudal tersebut mendarat mengarah ke Pasifik.
Korea Selatan dilaporkan menyusun rencana untuk sebuah “perang frontal” karena ketegangan meregang ke titik awal dengan Korea Utara.
Lebih dari 1.000 target utama musuh akan diidentifikasi dan dihapus dengan menggunakan serangan udara dan rudal jelajah, tulis surat kabar Seoul ‘Chosun Ilbo’.
Operasi ini dirancang untuk mengakhiri konflik “dalam beberapa minggu” tanpa harus menunggu bala bantuan dari AS.
Korea Utara akan dilenyapkan dalam perang yang cepat yang dipelopori oleh pasukan khusus dengan misi untuk mengeluarkan pemimpin Kim Jong Un tersebut di Pyongyang.
Kim dipahami sebagai sasaran utama operasi tersebut. Dia adalah target utama.
Seorang sumber militer mengatakan kepada surat kabar tersebut: “Rencananya adalah mobilisasi pasukan udara dan Marinir untuk menyusup ke Pyongyang untuk segera menurunkan dia”.
Presiden Moon Jae-in diberitahu tentang operasi tersebut pada hari Senin saat dia bersumpah akan membentuk “rencana tindakan perang agresif”.
Dia mengatakan: “Dorong reformasi struktur militer untuk memenuhi persyaratan peperangan modern sehingga dapat dengan cepat beralih ke sikap ofensif jika Korea Utara melakukan provokasi yang melintasi garis atau menyerang wilayah ibukota.”
Presiden mengatakan militernya harus fokus pada melawan senjata nuklir Kim tanpa harus melepaskan nuklir mereka sendiri.
Pasukan AS dan Korea Selatan telah melakukan serangkaian latihan perang skala besar di Semenanjung Korea.
Korea Utara mengklaim bahwa latihan militer dilakukan sebagai pendahuluan invasi.
Kim telah menggenjot tes misilnya tahun ini karena dia yakin program sukses rudal ICBM yang mampu menyerang AS akan mengamankan persaingannya dengan musuh dia. (Hsg)