PEKALONGAN, REPORTASE - Apa yang terjadi jika ribuan pendongeng berada di satu tempat, untuk mendongeng.  Ya tentunya akan menjadi seperti sebuah pasar yang ramai. Namun justru disitulah keunikan dari acara mendongeng bersama yang digelar di halaman Lapangan Mataram Kota Pekalongan pada Kamis (6/10/16).
Aksi mendongeng massal ini, melibatkan 2119 pendongeng dari rencana awal hanya 2016 pendongeng. Kegiatan ini merupakan serentetan kegiatan dalam rangka Pekan Batik Nasional (PBN) 2016, yang digelar sejak Selasa lalu.
Kegiatan dongeng yang melibatkan ribuan peserta ini merupakan perwakilan dari semua sekolah yang ada di Kota Pekalongan dari tingkat SD, SMP SERTA SMA. Uniknya, para pendongeng ini diwajibkan menggunakan busana batik.
“Setiap sekolah mengirimkan perwakilan masing-masing. Ini juga untuk memecahkan Muri,† ujar Ismaghfiroh, seorang pengajar di SD Kauman Pekalongan yang juga peserta mendongeng.
Ribuan peserta yang mendongeng bersama dengan cara berkelompok-kelompok ini, memang menimbulkan kesan berisik. Kendati sangat berisik, namun ini malah justru menjadi tantangan para pendongeng untuk menyampaikan materi dongengnya dengan semenarik dan lantang.
Menurut Sri Widiati, petugas rekor MURI dongeng dengan melibatkan ribuan pendongeng ini, rencananya akan masuk ke rekor muri. “Yang diajukan jumlah peserta 2016, namun setelah dilakukan verifikasi berjumlah lebih dari itu yakni 2119 pendongeng,†jelas Sri Widiati.
Alf Arslan Djunaed selaku Walikota Pekalongan, memberikan aspirasi terhadap acara mendongeng yang melibatkan ribuan pendongeng yang berlangsung sekitar dua jam lamanya.
“Dengan cara mendongeng, dapat membentuk karakter anak-anak harapkan acara dongeng ini akan dijadikan kebiasaan para orangtua. Namun, dongeng ya diberikan ke anak-anak, tentunya yang bermuatan positip,†jelasnya. (RB)