Jakarta, reportasenews.com-Pelawak yang merangkap anggota parlemen Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, Jumat siang ini dipanggil kedua kalinya oleh Bareskrim Polri terkait ucapannya yang menuduh penangkapan teroris sebagai pengalihan isu kasus Ahok.
“Artinya begini, apakah saudara Eko mengeluarkan pernyataan itu, ada yang katakan ya. Yang bersangkutan mengatakan tidak. Kita klarifikasi, kalau tidak ya klarifikasi. Kalau iya ya sebaiknya tunjukan bukti apakah betul pengalihan isu,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, di Jakarta.
Jika memang betul rekayasa, kata Tito, penindakan tegas di internal juga akan dilakukan. Bahkan, Tito mengaku siap mundur dari jabatannya bila pengungkapan jaringan teroris merupakan rekayasa.
Untuk itu, Tito meminta masyarakat apalagi pejabat negara untuk tidak berbicara sembarangan.
“Tapi kalu tidak punya data, ngomong sembarangan, tolonglah sebagai pejabat negara, jangan berbicara kalau tdak ada data. Kasihan rakyat,” turunya.
Eko tidak memenuhi panggilan Bareskrim, Kamis (15/12) kemarin. Pria yang dikenal sebagai Eko Patrio itu akan hadir hari ini.
“Besok saja ketemu di Bareskrim. Setelah salat Jumat saya akan datang,” kata Eko lewat pesan singkat, Kamis (15/12).
Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror menangkap keempat terduga teroris di sejumlah tempat terpisah pada Sabtu (10/12). Di rumah kos yang dihuni Dian, tim Densus menemukan bom panci seberat 3 kg dengan daya rusak ledakan mencapai radius 300 meter.
Anggota DPR fraksi PAN Eko Hendro Purnomo pun mengatakan bahwa penangkapan teroris adalah pengalihan isu dari sidang Basuki Tjahaja Purnama. Namun pihak PAN menyatakan, Eko tidak pernah bicara seperti itu. (tom)