Magelang Reportase news.com – Akibat tertundanya pembangunan Pasar Muntilan Kabupaten Magelang Menuai Reaksi Ratusan Warga dan pedagang Pasar Muntilan. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Kecamatan Muntilan untuk menanyakan kepastian pembangunan pasar dan menuntut transparansi kegiatan Pembangunan pasar yang menelan anggaran mencapai Rp 95 miliar.
Massa yang mengatasnamakan Front Pemuda Muntilan dan Front Aliasnsi Umat Islam bersatu itu menggelar aksi usai shalat Jumat siang. Selain membentangkan sejumlah spanduk berisi berbagai tuntutan, mereka juga melakukan orasi.
Koordinator Aksi Anang Imamudin mengatakan sejauh ini pihaknya menilai pembangunan pasar Muntilan tidak transparan. Salah satunya terkait ijin kajian amdal atau analisis dampak lingkungan yang tidak melibatkan masyarakat sekitar. Padahal masyarakat sekitar pasar yang nantinya terkena dampak dengan adanya pasar tersebut.
“Kita juga meminta kepada pemerintah Kabupaten Magelang memberdayakan masyarakat sekitar yang terdampak dalam proses pembangunan Pasar Muntilan tersebut. Kita juga menuntut transparansi dan kejelasan pembangunan,” katanya.
“Kami meminta bupati bertemu dengan kami untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah ini, jika sebagai pemimpin daerah tidak mau mendengar keluhan masyarakat kita akan menggelar aksi yang lebih besar,” tambah Anang Imamudin .
Setelah beberapa saat demo berlangsung , Perwakilan demonstran kemudian ditemui oleh sejumlah pejabat Pemkab Magelang. Diantaranya Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Satpol PP dan Dinas Pasar Koperasi dan UMKM.
Plt Kepala DPU Herianto di depan demontran mengatakan saat ini pembangunan Pasar Muntilan masih dalam tahap lelang. Jika tidak ada kendala rencananya bulan April sudah mulai pembangunan.
“Pembangunan pasar Muntilan akan dimulai awal April jika tidak ada gagal lelang, dan proses pembangunan akan berjalan selama 2 tahun, “ terang dia.
Usai aksi, massa kemudian menggelar aksi sweping spanduk ilegal di sepanjang jalan Diponegoro dan sekitar kawasan Muntilan Sebagai Bentuk Protes Pada aparat yang telah mencopoti spanduk yang dipasang demonstran. (wwn)