Situbondo,reportasenews.com – Setyo Cipto pemburu babi hutan ditemukan tewas dengan kondisi tubuh tergeletak di bebatuan di kawasan hutan Pecaron, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, saat korban berburu babi hutan di lereng gunung setempat, Kamis (27/9).
Pertama kali mayat laki-laki berusia 45 tahun itu ditemukan oleh Tonia (56), asal Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, saat mencari kayu di kawasan hutan. Selanjutnya, Tonia langsung menginformasikan kepada warga sekitar. “Saya langsung bergegas pulang dan ngasih tahu ke warga yang lain,” kata Tonia.
Usai mendapat laporan tentang penemuan mayat, warga bersama polisi langsung datang ke lokasi kejadian. Mereka langsung melakukan evakuasi jenazah korban dan membawanya ke RSUD dr. Abdoer Rahem.
Kanit KBO Polres Situbondo, Iptu Makhrus menerangkan, dugaan penyebab kematian korban karena terjatuh dan kepalanya mengenai batu. Itu terlihat ada bekas luka di dahi korban. “Mungkin terpeleset hingga terjatuh,” ujarnya.
Menurutnya, penyebab jatuhnya Setyo juga diperkirakan karena kehabisan tenaga. Sebab, berdasarkan keterangan yang didapat polisi, korban tidak makan selama dua hari. “Bisa saja karena kelaparan,” tambahnya.
Setyo berangkat memburu pada Selasa (26/09) sore lalu bersama temannya, Setyo Utomo. Sesampainya di lokasi berburu, keduanya menyebar ke tempat berpisah. Setyo Utomo ditemukan selamat di tengah hutan. Dialah yang memberikan banyak keterangan kepada polisi.
Sementara itu, kakak kandung korban, Setyo Prayitno mengatakan, adiknya itu memang berangkat dari rumah sejak selasa lalu. Kata dia, pihak keluarga tidak langsung melakukan pencarian karena korban sering berburu hingga berhari-hari.
Dia mengaku, korban memang memiliki riyawat penyakit darah tinggi dan lambung. Karena itu, dirinya kerap meminta korban tidak bekerja berat. “Tapi maksa mau kerja terus,” katanya.
Terkait dengan profesinya sebagai pemburu babi, Prayitno mengaku karena desakan ekonomi. Korban sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan swasta. “Tetapi di PHK. Sejak saat itu ekonominya mulai pas-pasan,” ujarnya.
Prayitno menerangkan, pihak keluarga telah menerima kepergian Setyo. Dia menerangkan, itu sudah menjadi musibah yang tidak bisa dihindarkan. Makanya, keluarga korban menolak dilakukan visum .(fat)