Cina, reportasenews.com – Cina termasuk negara komunis yang keras menginjak hak asasi warganya, bahkan untuk pemberian nama anakpun diatur dengan tangan besi.
Propinsi Xinjiang yang dikenal sebagai wilayah basis muslim terbesar didaratan Cina telah dilarang memakai 29 nama berciri Islam kepada anak mereka. Suku Uighur yang juga muslim termasuk yang menjadi target pelarangan. Muslim disana disebut sebagai “etnis minoritas” oleh pemerintah pusat.
Dua puluh sembilan nama, yang umum digunakan oleh penduduk Uighur yang mayoritas penduduknya berada di wilayah barat laut, disebutkan dalam dokumen tersebut, yang berjudul ‘Aturan Penamaan untuk Etnis Minoritas’ dan dikeluarkan pada hari Rabu lalu, menurut Channel NewsAsia.
Nama dengan makna religius yang kuat seperti Islam, Alquran, Mekah, Imam, Saddam, Haji, dan Medina, serta nama-nama yang memiliki “konotasi perang suci Jihad, atau nama yang mendrong kemerdekaan misal “Xinjiang merdeka”, termasuk dalam daftar dilarang, demikian ulas Radio Free Asia (RFA) melaporkan, mengutip perkataan seorang petugas polisi.
Namun, nama yang lebih netral masih diperbolehkan.
Jika orang tua melanggar keputusan, maka anak-anak mereka tidak akan terdaftar dalam sistem rumah tangga pemerintah yang dikenal sebagai ‘hukou’, yang menyediakan akses ke layanan sosial, seperti perawatan kesehatan dan pendidikan, pejabat tersebut menambahkan kepada media RFA.
Pada bulan Maret, sebuah keputusan serupa melarang “penamaan anak-anak untuk melebih-lebihkan semangat religius,” namun tanpa menjelaskan rinciannya.
Keputusan baru tersebut muncul setelah pihak berwenang China melarang janggut dan kerudung yang tampak “abnormal” di tempat umum, menyebarkan “gagasan ekstremis,” dan menikahi sesuai dengan ritus keagamaan.
Larangan yang dikenakan mengikuti garis pemerintah untuk berjuang melawan ekstremisme religius. Kegiatan keagamaan dan separatis yang ilegal di wilayah ini dengan populasi Muslim yang terus meningkat secara konsisten menjadi perhatian utama Beijing.
Orang Uighur secara tradisional mempraktikkan Islam Sunni, yang dianggap sebagai bentuk agama moderat. Namun, beberapa sudah mulai mengikuti praktik yang lebih meluas di Arab Saudi atau Pakistan, seperti wanita yang mengenakan jilbab penuh. Beijing tampaknya gerah dan menekan kelompok minoritas ini. (Hsg)

Pengawasan Beijing atas muslim Xinjiang/ MuslimVillage