INDRAMAYU, REPORTASENEWS.COM – Pemerintah melalui Badan Karantina Pertanian menyiapkan Dem-Area (demonstrasi area) atau lahan percontohan pengendalian hama padi di atas areal seluas 250 hektar padi yang terkena serangan hama klowor atau kerdil rumpul dan kerdil hampa dan wereng batang coklat (WBC) desa Wangu, kecamatan Anjatan, Jumat (15/9).
Ketua Penanggung jawab Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Propinsi Jawa Barat (Jabar), Banun Harpini meimpin demontrasi area dengan sekolah lapang pengendalian hama. Demonstrasi dilakukan di hadapan anggota kelompok tani, brigade air, penyuluh dan juga didampingi Mulya Sejati, Camat Anjatan, ahli pengendalian OPT, ahli tanah dan Kepala BPTP Jawa Barat.
Banun Harpini mengatakan, klowor yang merebak setelah hama WBC merupakan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama tanaman padi, dan selalu menjadi momok petani. WBC menyerang langsung tanaman padi dengan cara mengisap cairan sel tanaman sehingga tanaman menjadi kering dan menimbulkan efek seperti terbakar (hopperburn). Upaya pengendaliannya pun tidak cukup hanya dengan mengandalkan teknologi yang sudah ada, tapi juga harus melibatkan unsur sosial dan kebijakan pemerintah.
“WBC juga telah menjadi hama global atau the very important global pest karena telah menyerang di banyak negara. Pada tahun 2010, selain Indonesia, hama ini juga menyerang pertanaman padi di China, Vietnam, Thailand, India, Pakistan, Malaysia, Filipina, Jepang, dan Korea,” terang Banun.
Menurut peneliti dari Litbangtan I Nyoman Widiarta, hama WBC yang berupa virus tidak dapat dimatikan dengan pestisida, tapi diperlukan Gerakan SPOT-STOP, yaitu melakukan gerakan pengamatan dan pengendalian OPT sedini mungkin.
Pengendalian serangan hama WBC tidak dapat hanya bertumpu pada penerapan teknologi semata. Hingga saat ini telah banyak teknologi pengendalian hama, mulai dari penggunaan varietas tahan, musuh alami, cara budidaya, hingga insektisida.
Namun, penerapannya di lapangan kurang begitu berhasil karena melupakan aspek sosial kemasyarakatan, di antaranya tidak adanya kesepakatan waktu tanam. Karena itu, Banun mengajak petani untuk bersama-sama pemerintah untuk mengendalikan serangan hama WBC.
Dem-Area atau lahan percontohan di Desa Wangu akan dikelola bersama-sama dengan petani didampingi oleh pengamat organisme pengganggu tanaman (POPT), penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan unit terkait lainnya.
“Saya berharap hasil lahan percontohan ini dapat mengulang cerita sukses di masa MT 2010/2011 dimana Jawa Barat sukses menekan serangan hama WBC,” kata Banun saat menyerahkan bantuan benih padi tahan wereng, varietas Inpari 33. Banun juga menyampaikan, konsep teersebut juga dapat diterapkan di sentra padi yang terkena WBC di provinsi lain.(han/tjg)