Probolinggo, reportasenews.com – Pemkab Probolinggo berjanji segera menganggarkan untuk pembungunan jembatan di Sungai Rondoningo, di Dusun Kedung Mirih, Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.
Janji pemkab itu dilakukan setelah muncul keluhan warga bahwa puluhan siswa yang berjuang dan bertaruh nyawa ke sekolah saban hari dengan menyeberang Sungai Rondoningo.
“Hal itu sudah menjadi priorotas bagi kami, di mana untuk menunjang akses kelancaran belajar mengajar untuk pendidikan, harus diutamakan. Sudah kami koordinasikan ke pimpinan,” kata Kepala Bagian Humas, Protokol dan Rumah Tangga, Wiwit Suryaningsih, saat dikonfirmasi, Rabu (26/4).
Namun, kata Wiwit, hal itu masih butuh proses untuk direalisasi. Dengan kondisi ini pihak Pemkab berupaya sesegera mungkin untuk melakukan pembenahan-pembenah yang dikeluhkan masyarakat. ”Sesegera mungkin akan kami lakukan yang terbaik,” tambah Wiwit.
Sementara Dewi Korina, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, mengatakan pemerintah bakal mengedepankan keselamatan anak-anak yang meyeberangi sungai setiap hari.
“Itu juga merupakan tanggung jawab kita bersama. Untuk itu, telah mengkoordinasikan hal ini kepada dinas terkait, agar segera dilakukan tindakan-tindakan yang positif, untuk membantu kelancaran dunia pendidikan,”ujar Dewi, kepada wartawan.
Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa-siswi RA (Raudotul Adhfal) setingakt TK, MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) harus berjuang melewati sungai Rondoningo, untuk berangkat sekolah, karena tidak ada jembatan.
Para siswa harus bertaruh nyawa menyeberangi setiap harinya untuk menuntut ilmu disekolah yang letaknya berada di seberang sungai tersebut.
Bila hendak menyeberang sungai para siswa harus mencopot sepatu dan mencincing celananya atau rok mereka setinggi di atas lutut agar tidak basah. Dan bagi mereka yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak a harus digendong orang tuanya menyeberangi sungai, yang berada sekitar dua kilometer dari tempat tinggalnya. (dic)