Pasuruan, reportasenews.com – Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejak sebulan terakhir ini, akibat curah hujan yang cukup tinggi rata-rata mencapai 100 mm lebih perhari, dalam kurun waktu sebulan berkisar 2000-3000 mm. Bahkan di sejumlah wilayah selatan seperti Kecamatan Purwodadi mencapai 107 mm dan kawasan Purwosari sekitar 104 mm. Juga ikut andil dari wilayah Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
“Di tiga wilayah selatan yang intensitas hujannya mencapai 100 mm lebih, mengakibatkan sungai di juri dan anak sungai lainnya akhirnya menimbulkan luapan sungai welang yang dalam kurun waktu sebulan sudah 5 kali terjadi banjir yang merendam beberapa desa di tiga kecamatan, “papar Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, saat pers conference bencana banjir di Gedung Segoropuro, Pendopo Kabupaten Pasuruan, Kamis (2/2).
Menurut Irsyad, ada lima Daerah Aliran Sungai di wilayah Kabupaten Pasuruan yakni Sungai Kedunglarangan, Welang, Rejoso, Petung dan Laweyan, yang merupakan sumber bencana banjir di wilayah Kabupaten Pasuruan.
“Dari lima DAS tersebut, kami tak mempunyai kewenangan untuk melakukan perbaikan dan penanganan kerusakan yang terjadi akibat banjir selama ini. Sebab ini menjadi tanggung jawab pihak Balai Besar Wilayah Brantas provinsi, “bebernya.
Irsyad menjelaskan, pasca terjadinya banjir dari lima DAS tersebut, tentu pihaknya hanya sebatas penanganan kedaruratan. Namun, yang terdampak akibat banjir yakni masyarakat Kabupaten Pasuruan.
Terkait solusi, lanjut Irsyad, pihaknya lakukan jangka pendek dengan melakukan pembersihan sangkrah di gorong-gorong, pemasangan sandbag, perbaikan jembatan dan perbaikan saluran irigasi di sejumlah titik yang harus segera ditangani.
Selain itu, juga penanganan darurat tanggul jebol, pemasangan bronjong dan penggunaan dana dari biaya tidak terduga (BTT) melalui APBD Kabupaten Pasuruan untuk normalisasi sungai-sungai tersebut. Sementara untuk penanganan jangka menengah, kata Irsyad dengan mengusulkan pada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sesuai dengan penanganan kegiatan kedaruratan dari dana APBD provinsi yang siap pakai.
Ia menambahkan, terkait penangan jangka panjang, pihaknya telah mengusulkan bantuan anggaran ke Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) di Jakarta, mencapai Rp 699 miliar. ”
Hasil koordinasi dan kebencanaan di Kementerian PU PERA di Jakarta, intinya untuk penanganan kerusakan dan perbaikan sarana dan prasarana yakni dengan melakukan normalisasi dan optimalisasi sungai, “tutup Irsyad. (abd)