TANGERANG, REPORTASE – Hampir enam bulan sudah peristiwa bentrokan warga dengan petugas saat penertiban lokalisasi dadap di Kabupaten Tangerang terjadi.
Kini kawasan tersebut bak kota mati setelah salah satu roda ekonomi warga seperti tempat hiburan malam sudah tak beroperasi.
Lingkungan tidak sehat dengan sampah yang berserakan dimana-mana menjadi pemandangan sehari-hari warga sekitar.
Kondisi tersebut kian diperparah dengan makin sulitnya warga mencari ikan sebagai mata pencarian utama masyarakat nelayan tersebut.
“ Sudah tinggal disini sekitar 35 tahun. Sekarang  ya lingkungan disini kayak  begini kampungnya keliatan kumuh, tapi kita bertahan karena sudah menyatu. Penyakit disini malah gak dihiraukan karena masyarakat disini sudah kayoh (kebal) biasa gitu,†Ujar Tasrin Pria asal Brebes Jawa Tengah.
Sementara Bupati Tangerang, Ahmed Zaki iIskandar mengatakan pasca rekomendasi Ombudsman terkait penertiban kampung dadap pihaknya masih menunggu kajian yang dilakukan tim dari UGM dan pemerintah dengan memperhatikan permintaan warga seperti rumah deret, tempat pelelangan ikan, tempat terbuka hijau dan lainnya.
“Kita dengar dan sampaikan kepada mereka begitu juga kebutuhan mereka seperti tempat tambatan perahu, kampong deret nelayan namun mereka harus tahu bahwa lahan yang tersedia amat terbatas. mereka harus paham sekarang ini konsepnya bahwa lahan yang amat terbatas mereka harus mau ditempatkan rumah deret untuk nelayan dan rumah susun untuk mereka,†Terang Ahmed Zaki Iskandar.
Selain penertiban lingkungan, pengerukan kali prancis dan pemasangan turab menjadi salah satu pekerjaan rumah pemerintah agar banjir rob tidak kembali menggenangi pemukiman warga sekitar. (TR)