PROBOLINGGO, RN.COM – Tim komisi penanggulangan HIV/AIDS Kota Probolinggo, terus melakukan koordinasi dengan pihat terkait untuk menekan angka penderita yang semakin meningkat.
Menurut Ninik Ira Wibawati, Kadinkes Kota Probolinggo, minimnya akses masuk ke dalam komunitas orang dengan perilaku beresiko HIV/AIDS seperti PSK dan kalangan LGBT, membuat petugas kesulitan melakukan pendataan lebih valid.
“Berbagai upaya sosialisasi ke sejumlah sector, termasuk menggandeng Dinas Pendidikan, Satpol PP dan ibu-ibu PKK, terus digalakkan untuk memberikan pemahaman akan ancaman bahaya, resiko penularan, dan tata cara penaggulangan HIV/AIDS,”ungkapnya.
Jika di tahun 2015, jumlah penderita HIV/AIDS atau Odha di kota Probolinggo sebanyak 190 orang, di tahun 2016 ini, petugas kembali mencatat adanya tambahan penderita HIV/AIDS menjadi 210 orang. Tiga orang diantaranya meninggal dunia, sementara 17 lainnya masih dalam tahap perawatan.
Kasus penularan HIV/AIDS ini bisa menjadi fenomena gunung es, yang lebih banyak terjadi dibandingkan data yang tercatat petugas. Mirisnya penderita HIV/AIDS ini, lebih didominasi oleh kaum perempuan ibu rumah tangga, yang tertular oleh suami mereka. (fik)