PROBOLINGGO, REPORTASE – Ratusan pengikut yang masih bertahan di tenda pemondokan padepokan, sampai kini masih tidak mempercayai adanya makam yang diduga makam pengikut yang meninggal di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Mereka menganggap makam itu adalah pemakaman umum yang sudah ada sejak dahulu, Â sebelum berdirinya padepokan Dimas Kanjeng. Dan tidak ada pengikut yang meninggal di padepokan, apa lagi dituduh meninggal tidak wajar.
“Jangan hanya diduga dan diduga saja, disini tidak ada makam pengikut yang meninggal tidak wajar. Kalau masih diduga kan fitnah namanya,â€ujar Ustadz Musleh, pengikut padepokan Dimas Kanjeng, Selasa (8/11) kepada wartawan saat ditemui di tendanya.
Di padepoan sendiri kata Musleh, ada 23 ribu santri dan  kehidupan mereka sama dengan masyarakat yang lain.
â€Seperti dikampung ini, kalau ada yang meninggal apakah yang bertanggung jawab kepala desanya, tidak kan?,â€celetuk Musleh, dengan nada emosi.
Sementara dikatakan Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin, di padepokan ada 6 pengikut yang meninggal, dan 2 orang masih dicurigai. Sementara 3 orang sudah dibawa pulang keluarganya, yakni S warga Brebes, SN warga Magetan dan N warga Ngawi.
Hasil penyelidikan sementara lanjut Arman, mereka pengikut Dimas Kanjeng, meninggal secara mendadak dan sempat dirawat di Puskesmas Wangkal. Namun, tetap dilakukan pengembangan atas kasus tersebut.
Tiga makam yang ditemukan itu berada dalam area padepokan, di sisi timur, belakang asrama dan di sisi sebelah barat tepat di tenda para pengikut.Dari temuan itu, polisi terus melakukan pengembangan, mereka para pengikut itu meninggal tidak wajar atau meninggal karena sakit.(DK)