Pasuruan, reportasenews.com – Kondisi para pengrajin logam tradisional yang berada Kelurahan Mayangan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur terancam gulung tikar. Pasalnya, sejak 2 tahun ini pemesanan dari beberapa daerah terus berkurang seiring banjirnya spare part produksi pabrikan ke pasaran.
Berkurangnya orderan spare part kendaraan bermotor ini, tentu saja mengurangi omzet para pengrajin logam yang tersebar di wilayah pesisir Kota Pasuruan tersebut. Bahkan saat ini jumlah pengrajin dari kelas menengah ke bawah mulai menghentikan usahanya dari pada merugi.
Sedangkan untuk bertahan, mereka mengandalkan pesanan dari pabrikan besar untuk mengerjakan onderdil atau spare part kendaraan bermotor yang diperlukan saja,
“Kondisi ini banyak pengrajin yang hentikan usahanya, “ujar Agus Salim, seorang pengrajin logam asal Kelurahan Mayangan, Senin (12/12).
Di rumah Agus Salim, yang sekaligus digunakan sebagai tempat untuk memproduksi spare part kendaraan bermotor itu, saat ini tidak banyak melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. Karena tidak ada pesanan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya Agus Salim bersama 20 karyawannya mampu mengerjakan berbagai pesanan spare part mesin kapal, komponen mesin pabrik atau logam untuk variasi sepeda motor kendaraan bermotor dari bahan logam.
“Dengan kenyataan itu bagaimana lagi namanya usaha tentunya ada pasang surutnya. Terpaksa pekerjaan dihentikan karena pesanan dari pelanggan tidak ramai lagi. Dengan kondisi ini, karyawan banyak yang dirumahkan, “jelasnya.
Diakuinya, faktor lain yang juga menjadi penyebabnya karena saat ini sudah ada pabrik yang mulai memproduksi orderdil atau spare part kendaraan bermotor yang biasanya dikerjakan oleh pengrajin logam.
“Untuk tetap memproduksi, kami hanya mengerjakan pesanan beberapa kursi dan meja yang terbuat dari logam. Selain itu juga menunggu pesanan dari pabrikan yang tidak biasa kami kerjakan dan itupun pesanannya jumlah terbatas, “urai Agus dengan pesimis.
Seperti diketahui kampung pesisir utara Kota Pasuruan, di Kelurahan Mayangan ini, sejak puluhan tahun dikenal sebagai kampung para pengrajin logam khususnya spare part kendaraan bermotor. Mereka selama ini banyak yang melakukan usahanya hingga turun temurun.
Selain itu, kampung pengrajin ini juga berdekataan dengan Perusahaan BUMN yakni PT Boma Stork yang memproduksi baja dan mesin besar.
Lantaran sepi, banyak pekerja logam saat ini beralih menjadi nelayan. (abd)