Menu

Mode Gelap

Internasional · 16 Jan 2017 14:25 WIB ·

Pengungsi Suriah Tuntut Facebook Akibat Foto Selfienya Dijadikan Bahan Olokan


					Pengungsi Suriah Tuntut Facebook Akibat Foto Selfienya Dijadikan Bahan Olokan Perbesar

Jerman, reportasenews.com:Anas Modamani (19) adalah salah satu pengungsi Suriah yang sempat berfoto dengan kanselir Jerman, Angle Merkel. Foto itu kemudian menjadi viral dan menjadi bahan bully sebagian netizen yang menghina dia dengan sebutan teroris yang berfoto dengan Kanselir Jerman dan disebar di facebook.

Anas meminta Facebook menghapus konten foto dirinya dengan kalimat “teroris” menghina itu, tapi permintaan dia ditolak oleh facebook dengan alasan tidak melanggar ketentuan. Inilah yang kemudian membuat Anas berang dan menuntut Facebook dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Dalam bulan-bulan berikutnya gambar Modamani ini dibagikan di Facebook melalui akun anonim, bersama posting menyebut dia bertanggung jawab untuk serangan dan pembunuhan, termasuk pemboman Brussels dari Maret 2016. Padahal bukan dia pelakunya.

“Setiap kali sesuatu terjadi dalam berita yang terkait dengan pengungsi, fotonya muncul kembali,” pengacara Modamani ini, Chan-Jo Jun, mengatakan kepada kantor berita Thomson Reuters.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada surat kabar Inggris, Guardian, mereka telah menerima permintaan penghapusan dari Jun menyatakan bahwa item tertentu dari konten pada platform kami melanggar hak Modamani.

“Akses kekonten yang dilaporkan lantas dengan cepat dinonaktifkan, jadi kami tidak percaya ada dasar baginya untuk mencari alasan,” kata juru bicara itu.

Ada lagi satu posting aspal terkait Modamani atas sebuah insiden di Berlin bulan lalu, ketika sekelompok orang membakar seorang pria tunawisma yang tidur diteras stasiun kereta api, Jun mengatakan. Postingan itu telah viral dan dibagikan 500 kali dan kemungkinan telah dilihat oleh sedikitnya 25.000 orang, katanya.

Jun telah mengajukan ke pengadilan atas kasus ini terhadap Facebook Eropa pada bulan Desember, dan sidang pengadilan dijadwalkan pada tanggal 6 Februari di Würzburg, Jerman selatan, katanya.

Kasus ini terangkat sebagai tindak lanjut Kementerian Kehakiman Jerman membuat kebijakan baru untuk menindak semua berita palsu dengan membuat Facebook dan perusahaan media sosial lainnya bertanggungjawab secara pidana akibat gagal untuk menghapus konten kebencian.

Facebook harusnya diperlakukan sebagai perusahaan media, daripada dianggap sebagai perusahaan teknologi, kata menteri kehakiman pada bulan November. (HSG/ AlJazeera)

 

 

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

KPK Lelang Barang Rampasan Kasus Korupsi

5 Desember 2024 - 17:23 WIB

Polri Tangkap Ribuan Pelaku Narkoba dan Amankan Barang Bukti Senilai Rp2,88 Triliun Selama Satu Bulan

5 Desember 2024 - 17:07 WIB

Tim Paslon Rio-Ulfi, Minta Warga Menghormati dan Menerima Hasil Rekapitulasi Pilkada Situbondo

5 Desember 2024 - 10:56 WIB

Hasil Rekapitulasi Pilkada Situbondo 2024, Paslon Rio-Ulfi Ungguli Petahana 51,75 Persen

4 Desember 2024 - 22:20 WIB

KPU Binjai Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara

4 Desember 2024 - 20:40 WIB

GP Ansor : Penolakan Tito Polisi Dibawah Kemendagri Sebagai Langkah Tepat

4 Desember 2024 - 19:35 WIB

Trending di Nasional