Myanmar, reportasenews.com – Duta Besar Kedutaan RI untuk Myanmar, Ito Sumardi memberi keterangan pers terkait dengan latar belakang kejadian tgl 25 Agustus 2017 di Myanmar.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima redaksi reportasenews.com dari Kedubes RI di Myanmar, Senin (4/9) menyatakan sebagai berikut.
1. Kelompok bersenjata Bengali (Militan Rohingya) tanggal 25 Agustus 2017 dini hari, telah melakukan aksi penyerangan terhadap Pos-pos polisi, menghancurkan fasilitas penampungan pengungsi dan rumah-rumah di desa wilayah Maungtaw, Rakhine State.
2. Kelompok tersebut, yang diidentifikasi berasal dari Desa Cheinkhali, Yatheidaung Township, sebelum melakukan aksi penyerangan dan pembakaran rumah di desa Myintnar dan desa-desa di wilayah Gunung Mayu, terlebih dahulu membakar rumah miliknya sendiri. Demikian pula, kelompok tersebut dari Desa Chedipyin melakukan tindak kekacauan dengan membakar rumah sendiri.
3. Kelompok bersenjata Tersebut kemudian melakukan penyerangan terhadap Pos-pos polisi di wilayah Maungtaw, Yathedaung, Buthindaung, secara bersamaan dan kemudian bergerak menuju desa Chinywa.
4. Jumlah Pos polisi yang diserang sebanyak 30, yang mengakibatkan tewasnya satu tentara, 10 polisi, satu aparat pemda, maupun 11 penduduk terluka. Sebanyak tiga kendaraan aparat militer diserang dengan menggunakan ranjau di depan mesjid di Desa Maunghnama, Rakhine State.
5. Sebanyak 11 staf keamanan dari Markas Taungpyo Letwe dan keluarga, serang staf dari Kantor pembangunan Wilayah Perbatasan beserta keluarga, dua staf dari Kantor pembangunan jalan raya telah dipindahkan ke Kantor Polisi Region-1, Sementara 17 staf Markas Angkatan Bersenjata di Myinlut dipindahkan ke Markas Angkatan Bersenjata di Maungtaw.
Disamping itu sebanyak 12 tenaga pengajar telah diungsikan ke Kantor Polisi Mawrawady untuk melindungi keselamatannya.
6. Sebanyak tujuh staf aparat Kepolisian Khamaungseik dan 10 tenaga guru sekolah dasar telah dipindahkan ke wilayah Minkamaung.
Sejumlah anak-anak yang tinggal di Nanthataung Philianthropic School, para wanita, penduduk desa sebanyak 400 telah dipindahkan ke wilayah Taungpyo oleh aparat keamanan. Arus pengungsian juga berlangsung dari Desa Aungbala, yaitu sebanyak 150 penduduk meninggalkan desanya menuju Sasana Beikman di Buthindaung untuk menyelamatkan diri
7. Pemerintah Myanmar mengindikasikan bahwa aksi serangan terhadap aparat militer dan penduduk sipil merupakan upaya kelompok bersenjata Tersebut untuk menarik perhatian atas kehadiran Kofi Annan yang sedang melakukan kunjungan ke Myanmar dalam rangka menyampaikan final report – Advisory Council on Rakhine State.
8. Menanggapi aksi militer tersebut State Counsellor, Aung San Suu Kyi menyatakan hal-hal sebagai berikut :
a. Saya mengutuk keras atas penyerangan brutal oleh kelompok teroris terhadap aparat keamanan.
b. Saya sangat menghargai aparat keamanan dengan keberaniannya menghadapi berbagai tantangan. Perasaan simpati saya tujukan kepada para aparat keamanan baik dari kepolisian maupun angkatan bersenjata yang telah tewas, maupun kepada keluarga, teman dan sanak saudaranya.
c. Pemerintah menyadari sepenuhnya atas risiko penyerangan pada saat disampaikannya laporan akhir Advisory Council on Rakhine State serta telah menginstruksikan para menteri kabinet untuk melaksanakannya.
d. Sudah sangat jelas bahwa penyerangan merupakan upaya terukur untuk melemahkan upaya semua pihak yang ingin membangun perdamaian dan kehidupan yang harmonis di Rakhine State.
e. Saya menyambut baik pernyataan Chairman – Advisory Council on Rakhine State yang mengutuk tindakan serangan tersebut.(tat)