JAKARTA, REPORTASE-Penyebar isu rush money di media sosial sudah diketahui, polisi memastikan segera menangkapnya.
“Pelaku, mereka yang menyebar luaskan isu Rush Money sudah diketahui, posisinya sudah dapat semua. Hanya memang kami belum melakukan upaya paksa, masih memantapkan penyelidikan dulu,” ujar Boy Rafli Amar, Rabu (23/11) di Mabes Polri.
Isu penarikan uang secara besar-besaran di bank (rush money) pada aksi demo lanjutan 2 Desember.
Isu soal Rush Money sendiri sudah dibantah tegas oleh Kapolda Metro Jaya, M Iriawan. Dia mengatakan isu itu hoaks dan hanya ulah orang iseng semata.
“‎Sumber awalnya satu, lalu masuk ke sebuah grub dan langsung menyebar luas. Kami sudah tahu siapa-siapa saja orangnya,” tambah Boy Rafli Amar.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya menilai, tidak ada alasan melakukan rush money di tengah kondisi perbankan Indonesia yang stabil.
“Kesimpulannya rush money adalah ajakan yang keliru terkait posisi dan kondisi perbankan kita yang sedang bagus-bagusnya Kami telah melakukan rapat koordinasi dengan OJK dan BI untuk melihat apakah isu ini menjadi positif atau negatif,” kata Agung saat konferensi pers di Bareskrim Polri.
Agung menjelaskan, isu rush money berpotensi menimbulkan kerugian di sisi nasabah apabila dilakukan. Penarikan uang secara besar-besaran, kata Agung, justru akan meningkatkan angka kriminalitas.
“rush money ini akan merugikan nasabah sendiri jika dilakukan, jadi tidak perlu digubris. Kalau pegang uang kan resikonya besar. Uang cash bisa hilang dicuri atau dirampok,” kata Agung.
Isu rush money berkembang di media sosial. Isu itu tersebar bersamaan dengan rencana aksi demonstrasi atas kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.(dwit/tat)