Myanmar, reportasenews.com : Sebuah video beredar viral awal tahun 2017 ini menunjukan polisi Myanmar menyekap puluhan warga desa Rohingya sembari melakukan penyiksaan dengan pukulan kayu dan tendangan bertubi tubi. Warga dipaksa duduk ditanah dengan todongan senjata oleh Polisi Myanmar. Diduga lokasi penyiksaan ini di desa Koe Tan Kauk dari Rathedaung Township.
Penduduk desa Koe Tan Kauk membuat demo protes ketika koordinator tim PBB dan beberapa diplomat asing lainnya mengunjungi desa mereka pada 3 November 2016. Setelah delegasi meninggalkan negara bagian Rakhine, warga desa yang menggelar protes itu lantas menjadi sasaran pasukan bersenjata Myanmar . Para penduduk desa diserang secara brutal dari pagi  5 November 2016 sampai sore hari pada 6 November 2016.
Pasukan keamanan pemerintah Myanmar mengumpulkan semua penduduk desa laki-laki yang lebih tua disatu lokasi dan memaksa mereka disekap disana selama dua hari. Dalam video itu jelas menunjukkan bagaimana anak pria dan laki-laki dewasa harus menempatkan tangan mereka di atas kepala saat mereka secara brutal dipukuli oleh polisi.
Penduduk setempat yakin bahwa alasan sebenarnya penduduk desa di Koe Tan Kauk disiksa pasukan keamanan karena mereka karena membuat demo protes saat diplomat asing mengunjungi desa.
Beberapa penduduk desa yang disiksa dalam video telah diidentifikasi sebagai:
(1) Noor Boshor s / o Abdul Aziz (35 tahun) – Pria mengenakan warna Biru longyi.
(2) Yasin s / o Molvi Abul Kasim (berusia 15 tahun) – Anak laki-laki memakai baju sepakbola, dia cuma siswa kelas 8
(3) Mohammed Sodolok s / o Abdul Salam (13 tahun) – Anak laki-laki mengenakan kaos kuning.
Diawal 1 Januari 2017, dua anggota staf dari departemen Militer Keamanan dikenal sebagai Sa Ra Pha, yang berbasis di desa Aley Dari Kyaw di Southern Maungdaw, mengunjungi desa dan mengambil foto di mana insiden itu terjadi. Beberapa militer juga terlihat mengambil foto. (HSG/ Rohingya Blogger)
[vc_row][vc_column][vc_video link=”https://youtu.be/xW4dkLK-tS0″][/vc_column][/vc_row]