Menu

Mode Gelap

Daerah · 22 Okt 2018 15:58 WIB ·

Peringati HSN Tahun 2018, Ponpes Sukorejo Buat Rekor Dunia Kaligrafi Terbesar


					Pondok  Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah  Sukorejo  (P2S2)  Desa Sumberrejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, membuat  kaligrafi  berukuran besar,  dengan  panjang 27 meter dan lebar 9 meter,(foto:fat) Perbesar

Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo (P2S2) Desa Sumberrejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, membuat kaligrafi berukuran besar, dengan panjang 27 meter dan lebar 9 meter,(foto:fat)

Situbondo,reportasenews.com – Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ke-4 Tahun 2018, Pondok  Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah  Sukorejo  (P2S2)  Desa Sumberrejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, membuat  kaligrafi  berukuran besar,  dengan  panjang 27 meter dan lebar 9 meter, yang dipasang di halaman depan Ponpes setempat, Senin (22/10/2018).

Pemasangan  kaligrafi berukuran besar “Deklarasi tentang hubungan Pancasila dengan Islam” yang dibuat oleh sebanyak  17 orang santri,  dan dikerjakan selama 22 hari, yang  dipasang oleh sebanyak 313 orang santri  Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.  Aksi  pemasangan kaligrafi tersebut membuat  rekor  Museum Rekor Indonesia (Muri), dengan kategori teks kaligrafi terbesar.

Bahkan, aksi pemasangan kaligrafi terbesar di Ponpes  yang diasuh oleh KHR Ahmad  Azaim Ibrahimy itu,  juga membuat rekor dunia, karena sebelumnya belum  pernah ada  teks pancasila yang disertai dengan kaligrafi terbesar. Sedangkan penyerahan piagam rekor Muri dan  rekor dunia ini diserahkan oleh Ridlo Alamin selaku manager Muri kepada KHR Ahmad  Azaim Ibrahimy.

“Pada hari ini, Muri  menyaksikan  suatu kegiatan  yang luar biasa.   Karena   pada hari ini Ponpes Sukorejo membuat kaligrafi  dengan tulisan teks pancasila,  yang disertai dengan  kaligrafi aksara arab terbesar, dengan panjang 27 meter dan lebar 9 meter. Ini merupakan pencatatan rekor baru  yang dilakukan Ponpes  Sukorejo, karena sebelumnya  belum pernah ada,”kata  Ridlo Alamin, usai menyerahkan piagam penghargaan  rekor Muri, Senin (22/10/2018).

Sementara itu, pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo (P2S2) Desa Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur,  KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengatakan, pihaknya sengaja membuat kaligrafi terbesar, yakni deklarasi tentang hubungan Pancasila dengan Islam pada momen peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-4 Tahun 2018.

”Dengan harapan, pemecahan rekor dunia kaligrafi terbesar ini, akan  menjadi motivasi kepada  para santri untuk meningkatkan kreatifitasnya. Namun, saya berharap, semua kegiatan ini mendapat ridlo dari Allah SWT,”ujar KHR Ahmad Azaim Ibrahimy.

Menurutnya,  sebelum dilakukan pemecahan rekor Muri kaligrafi terbesar, sebelumnya ada kirab sepeda motor dan bentor  para alumni dan simpatisan, dengan start di Jalan raya Desa Curahkalak, Kecamatan Jangkar   menuju  ke Ponpes Sukorejo. Usai kirab, dilanjutkan dengan pemecahan rekor Muri kaligrafi terbesar, yang bertuliskan  “Deklarasi tentang hubungan Pancasila dengan Islam”.

“Ada lima poin yang terkandung  dalam deklarasi tentang hubungan Pancasila dengan Islam,   Pancasila sebagai falsafah negara itu, tidak dapat dipergunakan untuk  menggantikan  kehidupan beragama, Sedangkan sila ketuhanan yang Maha Esa sebagai dasar negara  Republik Indonesia itu,  menjiwai sila-sila yang lain,  dan mencerminkan nilai tauhid dalam islam dan ada beberapa hubungan yang lain,”ujar KHR Ahmad Azaim.

Selain itu, lanjut kiai Azaim, ada  juga beberapa  nilai filosofi  yang terkandung  pada  kaligrafi  dengan panjang  27   meter dan lebar 9 meter. Panjang 27 meter itu melambangkan muktamar NU ke-27  yang melahirkan penerimaan asas tunggal pancasila di Ponpes Sukorejo, lebar 9 meter melambangkan 9 wali atau Wali Songo,  yang  telah menyebarkan islam di Pulau Jawa.

”Sedangkan 17 santri  sebagai penulis  kaligarfi itu   sesuai  dengan jumlah  17 rakaat shalat. Selain itu,  kitab suci  Al qur’an juga diturunkan  pada 17 Ramadlan,  serta  kemerdekaan  Indonesia juga   pada 17  Agustus. Namun, untuk pengerjaan kaligrafi  yang dilakukan selama 22 hari itu  melambangkan  tanggal peringatan Hari Santri Nasional yang  yang jatuh pada  hari ini, pada  tanggal  22 Oktober,”pungkasnya.(fat)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Seludupkan 15 Kg Sabu, 4 WNA Malaysia Ditangkap

11 Februari 2025 - 19:30 WIB

Pencarian Cristian Ricardo Dihentikan Setelah Tujuh Hari Tanpa Hasil

11 Februari 2025 - 16:44 WIB

Harmoni Senja di Bukit Buhunuah, Favoritnya Pendaki yang ingin merasakan Ketenangan

11 Februari 2025 - 14:39 WIB

Pelaku Pencurian Kotak Amal di Pontianak Babak Belur diamuk Massa

11 Februari 2025 - 14:34 WIB

Setara Institut: Penempatan TNI Aktif Sebagai Direktur Bulog Hianati  Reformasi TNI

10 Februari 2025 - 20:10 WIB

Warga Muara Jekak Tenggelam di Sungai Pawan, Ditemukan Meninggal Dunia

10 Februari 2025 - 18:16 WIB

Trending di Daerah