Spektakuler dan Dramatis. Ya, pekan ke-12 Liga Primer Inggris menghadirkan aksi-aksi luar biasa sekaligus drama!”
Penulis:Â Iwan Ahmad Sudirwan, mantan Producer/Penyiar BBC World Service, London
Di tengah upaya saling salip klub-klub papan atas Liga Primer pada pekan ke-12, ternyata Chelsea mampu tampil hebat dan layak mengklaim dirinya sebagai penguasa klasemen usai menekuk Middlesbrough 0-1. Raihan tiga angka hasil kemenangan di kandang lawan itu membuat Chelsea mengumpulkan total poin 28, mengungguli Liverpool dan Manchester City yang masing-masing mencatat 27 poin, disusul Arsenal 25 poin, Tottenham Hotspur 24 poin dan Manchester United 19 poin.
Tambahan poin bagi klub-klub pesaing Chelsea itu diperoleh dari hasil-hasil yang berbeda. Liverpool ditahan tuan rumah Southampton 0-0, Manchester City menang 1-2 di kandang Crystal Palace, dan Manchester United dipaksa berbagi angka oleh Arsenal setelah bermain imbang 1-1 di Old Trafford.
Spektakuler! Secara obyektif istilah ini layak diatribusikan kepada klub asal London, Chelsea, setelah melibas tuan rumah Middlesbrough, di Stadion Riverside, lewat gol tunggal Diego Costa. Itu kemenangan keenam beruntun tim asuhan Manager Antonio Conte, sekaligus menjadi clean sheet keenam pula pada musim ini. Gol Diego Costa menempatkan striker asal Spanyol itu sebagai top scorer Liga Primer dengan torehan 10 gol. Conte lantas memuji Costa. Menurut Conte, saat ini Costa adalah referensi utama permainan Chelsea. Hal itu, katanya lagi, karena Costa fokus pada sepakbola.

Iwan Ahmad Sudirwan, mantan Producer/Penyiar BBC World Service, London
“Dulu, orang-orang mempertanyakan perilaku dan reaksinya, tetapi, sebagai striker, sekarang dia adalah salah satu yang terbaik di dunia,†kata Conte.
Namun, Conte buru-buru menepis anggapan bahwa kini Chelsea telah menjelma calon kuat juara Liga Primer.
“Setelah (kemenangan) ini, Chelsea bukanlah favorit atau tim yang bisa merebut gelar juara pada akhir kompetisi. Sekarang agak sulit memang untuk sepenuhnya mengubah opini (bahwa Chelsea adalah calon juara)â€
Begitulah Antonio Conte. Dia mampu membawa Chelsea memuncaki klasemen, memuji para pemainnya, lalu segera merendah namun, tetap, di balik itu tersembul optimismenya. Di awal musim, publik sepakbola Inggris berpandangan Conte bukan sosok yang pas untuk melatih Chelsea.
Tetapi, agaknya, waktu itu banyak pihak lupa bahwa Conte merupakan pribadi yang keras hati dan tegar. Pernah, saat ditanya oleh media Inggris tentang kata yang paling dia sukai, Conte menjawab to fight, berjuang.