Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 15 Nov 2017 18:54 WIB ·

Pertumbuhan Ekonomi Kepri Masih Terendah di Sumatera


					Kepala Bank Indonesia (BI) Kepri, Gusti Raisal Eka Putra (foto:gus) Perbesar

Kepala Bank Indonesia (BI) Kepri, Gusti Raisal Eka Putra (foto:gus)

Batam,reportasenews.com  – ‎Pertumbuhan ekonomi triwulan IV tahun 2017 diperkirakan mengalami menguatan. Dimana, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III sebenarnya diakui sudah mengalami peningkatan.

Itu sesuai hasil survey terhadap kegiatan dunia usaha. ‎Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau(Kepri) tahun ini melambat dibanding tahun 2016, yang tumbuh 5,03 persen. Tapi pertumbuhan ekonomi Kepri masih terendah di Sumatera.‎

Kepala Bank Indonesia (BI) Kepri, Gusti Raisal Eka Putra, Rabu(15/11) di Batam mengatakan,hingga triwulan III tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Kepri diakui masih terendah di Sumatera, walau mengalami pertumbuhan. Di Sumatera, pertumbuhan ekonomi Kepri berada diperingkat lima setelah Riau, Sumut, Sumsel dan Lampung.

“Secara komposisi masih tetap. Tapi kalau lihat berdasarkan jumlah pertumbuhan, Kepri diposisi paling rendah nasional dan Sumatera. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV diperkirakan menguat pada kisaran 4,0-4,4 persen “Ujar Gusti.

Demikian, diakui pertumbuhan ekonomi triwulan IV diperkirakan menguat pada kisaran 4,0 sampai 4,4 persen. Penguatan ini terutama ditopang oleh industri pengolahan,perbaikan tingkat konsumsi pemerintah dan RT,serta tingkat permintaan ekspor luar negeri yang tetap menguat. “Survey kegiatan dunia usaha, pelaku usaha cenderung lebih optimis dibanding realisasi II. Survey konsumen sampai Oktober 2017, menunjukkan perbaikan” jelasnya.

Disebutkan, perekonomian Provinsi Kepri tumbuh lebih baik pada triwulan III,Dimana perekonomian tumbuh 2.41 persen. Iebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1.04 persen . Pertumbuhan tersebut Juga lebih rendah dibanding nasional yang mencatatkan pertumbuhan ekonom, 5.06 persen. ‎

Disebutkan, memasuki triwulan IV, perekonomian Kepri diperkirakan perlahan menguat. Hal itu karena membaiknya perekonomian dunia, sehingga menompang permintaan ekspor luar negeri. Harga komoditas yang semakin membaik (migas, batubara, CPO) akan menodorong peningkatan kebutuhan kapal.

“Investasi kontruksi di Kepri diperkirakan tetap kuat terutama didorong oleh konsumsi pemeritah seperti waduk Sei Gong dan beberapa proyek swasta seperti pembangunan hotel dan apartemen,” katanya.‎

Dari sisi permintaan. pertumbuhan ekonomi triwulan III dipengaruhi oleh perbaikan kinerja investasi dan konsumsi rumah tangga. Karena investasi meningkat 9.03 persen. Terutama pada investasi bangunan baru, baik oleh pemerintah dan swasta. Selain itu ada investasi non bangunan, seperti pembelian mesin dan peralatan industri yang mengalami kontraksi. Demikian net ekspor yang masih mencatatkan kontraksi, terutama bersumber pada penurunan ekspor antar Provinsi.

“Konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan 0.04 persen , lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi,” tambahnya.

Sementara itu konsumsi rumah tangga tumbuh menguat sebesar 7.20 persen ditopang peningkatan jumlah kunjungan Wisman dan penurunan ungkat pengangguran Agustus 2017 dibandingkan penode yang sama tahun 2016. “Dari slsl lapangan usaha. pertumbuhan ekonomi bersumber dari perbaikan kinerja sektor industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan,” papar Gusti.

Demikian, diakui jika triwulan III, tekanan inflasi Kepri melemah. Hal itu dipengaruhi dengan telah berlalunya perayaan hari besar keagamaan. Inflasi triwulan Ill sebesar 3.78 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 4.73 persen .

“Kelompok administered price, mencatatkan inflasi 8.88 persen (yoy), dengan andil terbesar inflasi dari tarif listrik,” ujarnya.

Di tengah pertumbuhan ekonomi saat ini, kinerja perbankan Kepri (Bank Umum dan BPR) diakui tetap kuatm hal ini tercermin dari kredit yang tumbuh 5.43 persen (yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar 4.13 persen . Penguatan kredit khususnya pada kredit investasi, modal kerja dan konsumsi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh melemah 6.87 persen  dibanding sebelumnya sebesar 7,60 persen .

“Pelemahan dana pihak ketiga (DPK), khususnya pada tabungan dan deposito. Sementara giro menunjukkan penguatan,” tutup Gusti Raisal.(gus)

 

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polda Jambi Tetapkan Pendi Cs Jadi Tersangka

16 Mei 2025 - 09:45 WIB

Antisipasi Ancaman Siber yang Kian Komplek Moratelindo dan TKMT Dorong Keamanan Jaringan Bisnis

9 Mei 2025 - 19:37 WIB

Dalam Penetapan Hutang, Hakim MK Minta PUPN Tunjukan Dasar Dokumen Rekening Koran

8 Mei 2025 - 10:53 WIB

Rumah Tajwid, Menyatukan Ilmu dan Amal di Tanah Eropa

6 Mei 2025 - 18:33 WIB

Dirjen Kekayaan Negara  Rionald Silaban Dimintai Keterangan Pengadilan MK Terkait Permohonan Uji Materi Andri Tedjadharma

2 Mei 2025 - 00:31 WIB

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

Trending di Nasional