Hungaria, reportasenews.com – Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menyebut pengungsi mirip dengan “penjajah Muslim”, karena itu dia menolak negaranya untuk ambil bagian dalam program pemukiman kembali Uni Eropa. ‘Multikulturalisme hanyalah sebuah ilusi,’ klaim PM Hungaria Viktor Orban.
Hungaria cuci tangan masalah pengungsi diwilayah negara muslim yang dilanda perang dan lupa jika tahun 2016 István Simicskó Mentri Pertahanan mereka ikut mengirimkan tentara untuk menghancurkan pemukiman penduduk muslim dinegara pengungsi tersebut.
Pertengahan 2017, Hungaria mengajukan draft untuk menambah jumlah tentara yang dikirim kewilayah muslim yang dilanda perang demi solidaritas Amerika dan NATO. Alasan mereka ingin melawan ISIS.
Kritik reguler terhadap kebijakan pengungsi Uni Eropa, pemimpin partai kanan kanan Fidesz telah lama memperjuangkan tuntutan blok tersebut bahwa negaranya menerima hampir 1.300 pengungsi.
“Kami tidak melihat orang-orang ini sebagai pengungsi Muslim. Kami melihat mereka sebagai penjajah Muslim,” katanya kepada tabloid Jerman Bild.
“Misalnya, untuk tiba dari Suriah di Hungaria, Anda harus melintasi empat negara yang tergolong stabil seperti Jerman. Jadi mereka tidak melarikan diri untuk bertahan hidup.”
Dia mengacu pada rute migrasi besar meskipun Eropa, yang melihat pengungsi menyeberang ke Turki, Yunani, Macedonia dan Serbia, sebelum memasuki wilayah Hungaria.
Orban menambahkan bahwa masuknya Muslim secara besar-besaran “pasti mengarah ke masyarakat paralel”. Dia mengatakan komunitas agama lain dan Muslim “tidak akan pernah bersatu”.
“Multikulturalisme hanyalah sebuah ilusi,” katanya.
Orban, yang mengatakan: “Perbedaannya adalah saat menghadapi masa-masa sulit. Anda menginginkan para migran, dan kami tidak melakukannya. “
Dia mengatakan ada “standar ganda” dimana Hungaria secara tidak adil dikritik karena membuat batasan kuota yang “tidak dilaksanakan di lebih dari 20 negara”.
Hungaria dan Polandia adalah dua negara yang menolak masuknya pengungsi menurut data terbaru dari Komisi Eropa. Austria, Slovakia, dan Republik Ceko masing-masing hanya mengambil 12 dan 16 pengungsi. (Hsg)