Jayapura, reportasenews.com – Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar menilai kecelakaan kerja di Area Underground Big Gossan Level 2640 x-cut 21 Perusahaan PT. Freeport, Distrik Tembagapura Kabupaten Timika, merupakan hal yang alami terjadi.
“Kejadian itu sepertinya alami terjadi, samalah kita menggali sumur, kemungkinan besar bisa muncul gas alam. Melihat aktivitas underground di Freeport hal seperti itu bisa kemungkinan terjadi,” Ungkapnya kepada wartawan, Jumat(20/10).
Hanya saja, Kapolda meminta, peristiwa karyawan Freeport dari PT.RUC tewas akibat insiden gas beracun yang menyerang mereka, menjadi pembelajaran bagi perusahaan, untuk kedepannya bisa melakukan antisipasi.
“Ini harus menjadi pelajaran, kemudian perusahaan melakukan antisipasi kedepannya, agar mereka yang bekerja di underground terjamin keselamatannya,” Tegasnya.
Boy menjelaskan, adanya pemeriksaan terhadap pihak perusahaan Freeport adalah hal yang wajar, terkait meningkatnya kadar gas CO melebihi ambang batas yakni 1500 PPM dimana ambang batas maksimal adalah 25 PPM. “Kalau diambil keterangan mereka sesuatu yang wajar, apabila terjadi insiden seperti ini.
Kini sudah ada tiga orang yang kami periksa. Hanya, saya mau tekankan sumber gas beracun itu muncul dari dalam underground,” Paparnya.
Sebelumnya, Hendry Munardi Nomor Karyawan 80016371 meninggal dunia pada hari Rabu (18/10) karena menghisap gas beracun di tambang bawah tanah Underground milik Freeport.
Sadangkan dua orang rekannya bernama Nofi Rizal Fachrudhin No id 80016208 dan Sri Giri Dino Haryanto dikabarkan selamat. Namun, hingga saat ini keduanya masih menjalani perawatan medis.
Pasca kejadian gas beracun tersebut sementara area tambang bawah tanah masih ditutup untuk menunggu hasil investigasi dan menetralkan gas beracun dari area tersebut. (riy)