PROBOLINGGO, REPORTASE – Selain di belakang rumah guru besar Taat Pribadi, dan sisi timur kantor asrama putra, ternyata ada dua lagi makam yang terletak di belakang kantor asrama putra tersebut, Rabu (12/10/16).
Belum diketahui pasti itu makam pengikut atau bukan, polisi masih menyelidiki penemuan baru ini. Kantor asrama putra merupakan tempat dimana Abdul Ghani, dihabisi oleh Wahyu Wijaya dan kawan-kawan di salah satu kamar di dalam asrama putra tersebut.
Letak dua makam yang ditemukan itu, tepat belakang area kantor asrama putra, dan di kelilingi pagar setinggi 2.5 meter. Sehingga keberadaan makam sempat tersembunyi dari pantauan.
Tampak satu makam sudah dibangun dan berwarna hijau, satu makam lagi masih tertutup terpal berwarna cokelat. Dugaan sementara, makam yang tertutup terpal plastik merupakan santri yang meninggal pada tahun 2016 ini. Sedangkan makam yang berwarna hijau diduga santri yang meninggal tahun 2013 lalu.
Menurut Supriyono, kepala Desa Gading wetan, dua area makam di belakang rumah Taat Pribadi dan sisi timur kantor asrama putra merupakan makam lama. Soal adanya santri meninggal tahun 2013 dan 2016, pihak desa tidak pernah diberi tahu oleh padepokan.
“Memang ada 2 santri di makamkan di padepokan, tapi saya tidak tahu pasti seperti apa, karena selama ini pihak padepokan belum ada komunikasi soal itu terhadap kami,â€ujar Supriyono, kepada wartawan saat di padepokan.
Sementara itu menurut Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara syarifudin, pihaknya masih akan menyelidiki secara intensif dua makam yang ditemukan. Pihak Kepolisian baru mengetahui 2 makam itu pengikut asal Magetan.
“Kalau meninggal secara tidak wajar atau secara wajar kita masih melakukan proses, kita menghimbau masyarakat kalau ada kehilangan keluarga segera melapor, agar kami mudah melakukan penyelidikan,â€kata Arman.
Hingga sejauh ini, polisi belum membongkar dua makam tersebut, apakah benar makam dua santri asal Kalimantan dan Magetan. (Fiq)