Jayapura, reportasenews.com – Polri Berupaya Memperbaiki Kinerjanya melalui program promoter yang telah memberikan dampak yang sangat signifikan.
Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar saat HUT Bhayangkara ke-72 di Auditorium Uncen, mengatakan, sebagai tindak lanjut dari program reformasi internal sebelumnya, promoter dibangun melalui pendekatan profesionalisme dan modernisasi guna meraih kepercayaan publik.
“Program promoter difokuskan pada tiga kebijakan utama yang sederhana, yaitu peningkatan kinerja, perbaikan kultur, dan manajemen media,” ujarnya dalam sambutannya.
Peningkatan kinerja diwujudkan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, profesionalisme dalam penegakan hukum, dan pemeliharaan stabilitas kamtibmas secara optimal.
Perbaikan kultur diwujudkan dengan menekan budaya koruptif, menghilangkan arogansi kekuasaan, dan menekan kekerasan eksesif.
Sedangkan manajemen media dilaksanakan pada media konvensional dan media sosial dengan mengangkat prestasi – prestasi Polri dan menetralisir berita negatif, termasuk hoax.
The Gallup Organization, sebuah lembaga survei papan atas yang berbasis di Amerika Serikat, melalui 2018 Global Law and Order Survey mengungkapkan, Indonesia berada pada peringkat ke-9 negara teraman di dunia. Posisi tersebut berada di atas Denmark (posisi ke-10) dan Belanda (posisi ke-15), bahkan Jepang (posisi ke-27). Survei juga mengungkap 69% dari 148.000 respopoden.
“Menjadikan tugas dan tanggung jawab seluruh personil kepolisian untuk terus meningkatkan kualitas profesionalisme. Kemudian membangun suatu semangat yang modern, termasuk juga penyempurnaan alat peralatan di dalamnya termasuk juga menjadi back up institusi yang semakin dipercaya oleh publik,” katanya.
Ia menambahkan, semakin dipercaya publik merupakan hal yang penting bagi anggota polri. Polri harus dapat menyakinkan semua masyarakat bahwa mereka sebagai aparat negara, yang mendapatkan tugas perlindungan dan pengayoman serta pelayanan kepada masyarakat. Polisi juga menegakkan hukum, yang benar-benar sudah melakukan perubahan yang mendasar, terutama pada transformasi birokrasi.
“Tentu tugasnya berorientasi selalu pada peningatan kualitas kinerja,” katanya.
Ia mengharapkan agar ada perubahan kultur dan menjauhkan sikap arogan dan budaya koruptif. Ini harus dipahami anggota polri.
“Itu harus disadari sehingga semua harus memahami dan mengaktualisasikan kegiatan pelayanan tanpa disertai adanya sikap arogan dan tindakan-tindakaan yang merugikan masyarakat,” katanya.
Ia melanjutkan bahwa keberhasilan tidak bisa diraih sendiri oleh kepolisiaan, tetapi ada sinergitas aparat lainnya seperti TNI dan pemerintah demi menyukseskan pembangunan nasional.( riy )