Menu

Mode Gelap

Nasional · 11 Sep 2017 20:14 WIB ·

Prasasti Pesan Terakhir Gus Dur Tertulis di Makamnya


					Keluarga Besar Gus Dur berfoto bareng di Area Makam Gus Dur setelah membuka prasasti atau batu nisan di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Sabtu (9/9).(foto: istimewa) Perbesar

Keluarga Besar Gus Dur berfoto bareng di Area Makam Gus Dur setelah membuka prasasti atau batu nisan di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Sabtu (9/9).(foto: istimewa)

Jombang, reportasenews.com – Prasasti berupa batu nisan yang bertuliskan pesan terakhir mantan Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebelum wafat diresmikan Keluarga Besar Gus Dur. Prasasti tersebut terbuat dari batu berharga yang diperkirakan usianya ribuan tahun.

Putri Almarhum Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh, mengatakan proses pembuatan prasasti tersebut sudah disiapkan sejak lama, sekitar satu tahun. Setelah desain jadi dan semua bahan tersedia, prasasti tersebut akhirnya dipasang pada 21 Juni 2017. Sejak saat itu, prasasti tersebut masih ditutupi selubung kain putih.

Perempuan yang akrab disapa Yenny Wahid tersebut mengatakan pembukaan prasasti dilakukan secara sederhana Sabtu (9/9) malam. “Hanya tahlilan bersama keluarga dan beberapa teman dekat Gus Dur,” katanya, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/9).

Menurut dia, isi prasasti di makam tersebut adalah pesan yang pernah disampaikan Gus Dur semasa hidup. Sebelum wafat, Gus Dur ingin di makamnya ditulisi “Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan”. Pesan tersebut baru bisa terwujud setelah hampir sewindu Gus Dur wafat dan dimakamkan di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang.

Tulisan dari pesan tersebut juga dibuat dalam empat bahasa, yaitu, Bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan Tiongkok. “Itu untuk menggambarkan universalitas sosok Gus Dur,” tegasnya.

Prasasti yang berukuran 115 x 60 sentimeter dengan tinggi 45 sentimeter juga dibuat dari bahan yang cukup istimewa. Prasasti tersebut tersusun dari tiga batu yang diperkirakan berusia lebih dari ribuan tahun.

Untuk batu besarnya adalah Verde Patricia, marmer hijau yang berasal dari India. Di tengahnya terdapat batu onyx hijau yang berasal dari Persia. Sementara, tulisan yang berisi pesan Gus Dur dalam empat bahasa dipasang di Statuario, yang merupakan batu marmer dari Italia.

Peresmian tersebut dilakukan secara langsung oleh istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Ia didampingi dua anaknya yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh (Alissa) dan Yenny Wahid. Selain itu, beberapa keluarga dan orang dekat Gus Dur seperti Ngatawi Al-Zastrow, serta sejumlah pengasuh pondok juga hadir.

Gus Dur yang juga mantan presiden tersebut wafat 30 Desember 2009 lalu. Jenazahnya dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga, Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, satu lokasi dengan makam kakeknya, KH Hasjim Asy’ari yang merupakan pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama serta ayahandanya KH Wahid Hasjim, yang juga tokoh negara.(dif)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polda Jambi Tetapkan Pendi Cs Jadi Tersangka

16 Mei 2025 - 09:45 WIB

Antisipasi Ancaman Siber yang Kian Komplek Moratelindo dan TKMT Dorong Keamanan Jaringan Bisnis

9 Mei 2025 - 19:37 WIB

Dalam Penetapan Hutang, Hakim MK Minta PUPN Tunjukan Dasar Dokumen Rekening Koran

8 Mei 2025 - 10:53 WIB

Rumah Tajwid, Menyatukan Ilmu dan Amal di Tanah Eropa

6 Mei 2025 - 18:33 WIB

Dirjen Kekayaan Negara  Rionald Silaban Dimintai Keterangan Pengadilan MK Terkait Permohonan Uji Materi Andri Tedjadharma

2 Mei 2025 - 00:31 WIB

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

Trending di Nasional