Korea Selatan, reportasenews.com – Korea Selatan baru saja memilih seorang presiden liberal, Moon Jae-in, yang mendukung pemulihan hubungan yang berantakan dengan negara tetangganya Korea Utara, ini dapat menandakan sebuah pergeseran kebijakan dan bisu meredam keinginan perang di semenanjung tersebut.
Di jalur kampanye Moon Jae-in berjanji untuk menawarkan pendekatan diplomatik yang lebih aktif ke Korea Utara yang berpusat di seputar dialog yang lebih terbuka dengan Pyongyang.
Moon, mantan pengacara hak asasi manusia, memenangkan 41,4 persen suara pada hari Selasa. Dia juga akan berusaha untuk mengatakan “No!” (tidak!) kepada kepentingan Amerika.
Presiden terpilih juga mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan Korea Utara untuk memajukan program nuklirnya, sambil mengkritik dua pemerintah terakhir karena gagal menghentikan pembangunannya, dengan mengatakan bahwa kebijakan garis keras yang digunakan selama satu dekade terakhir belum berjalan.
Moon juga berkampanye pada kebijakan “kebijakan nasional lebih diutamakan” dan menulis dalam sebuah buku, yang diterbitkan pada bulan Januari, bahwa Korea Selatan harus belajar untuk mengatakan “tidak ke Amerika”.
Jika Korea Selatan menggunakan pendekatan baru dengan tetangganya di utara, hal itu bisa menyulitkan kesepakatan di 2016 antara AS dan Seoul untuk menerapkan sistem anti rudal THAAD di negara tersebut. Sistem ini telah dipasang dan aktif di Korsel dua minggu silam.
“Korea Selatan harus lebih mandiri dari Amerika Serikat karena kebijakan hankam di Asia Timur Laut, dan juga Amerika Serikat ingin Korea Selatan menjadi semacam benteng melawan komunisme,” Simone Chun dari Jaringan Perdamaian Korea mengatakan kepada RT.
“Saya pikir perspektif itu harus berubah,” lanjutnya.
“Orang-orang saat ini sangat menuntut kebijakan dan perubahan baru, jadi saya pikir AS juga harus mengambil perspektif yang berbeda, yang berarti menghormati kedaulatan dan memberi lebih banyak kekuatan kepada presiden Korea Selatan yang baru untuk mengambil inisiatif.”
“Korea Selatan dapat mengambil inisiatif dan bersikap proaktif dalam menerapkan kebijakan baru yang dapat mengarah pada perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea,” tambah Chun.
Moon menggantikan pendahulunya Park Geun-hye yang dipecat pada bulan Maret karena tuduhan korupsi. (Hsg)